Selama ketegangan perdagangan masih tinggi, perusahaan-perusahaan China kemungkinan besar akan menghindari kontrak jangka panjang dengan proyek-proyek LNG baru dari AS. Hal ini menjadi kabar buruk bagi para eksportir AS yang membutuhkan kepastian pembeli sebelum mendapatkan pendanaan untuk pembangunan infrastruktur LNG.
Trump, yang fokus pada defisit perdagangan AS dengan berbagai negara, telah berulang kali menyatakan niatnya untuk memanfaatkan status AS sebagai raksasa energi guna menyeimbangkan neraca perdagangan. Ancaman Trump tersebut mendorong beberapa negara seperti India dan Jepang untuk mempertimbangkan peningkatan pembelian gas AS, tetapi pada saat yang sama menjauhkan China dari pasar tersebut.
China sebelumnya juga pernah menargetkan LNG AS dengan mengenakan tarif pada impor gas dari Negeri Paman Sam pada tahun 2018, saat Trump menjabat sebagai presiden untuk pertama kalinya.
(bbn)






























