Goolsbee menekankan bahwa tugas bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) untuk mengukur dampak tarif ini tidaklah mudah.
“Akan sulit untuk membedakan antara tanda-tanda overheating ekonomi dengan dampak sementara dari perang dagang yang semakin meningkat, atau masalah geopolitik lainnya,” kata Goolsbee. "Kami sedang mencoba mencari garis besar yang jelas, dan mungkin kita harus memperlambat laju dalam mencapai titik penyeimbangan di tengah ketidakpastian yang begitu besar."
Goolsbee juga mengungkapkan percakapan yang ia lakukan dengan eksekutif bisnis di wilayahnya.
"Saya harus katakan, kekhawatiran yang saya rasakan sebagian besar datang dari para pebisnis yang saya ajak bicara," ujarnya.
Selama beberapa bulan terakhir, Goolsbee merupakan salah satu pejabat The Fed yang paling mendukung pemotongan suku bunga.
Para pembuat kebijakan mempertahankan suku bunga pada pertemuan 28-29 Januari setelah tiga kali melakukan pemotongan suku bunga berturut-turut pada akhir 2024. Mereka mengatakan ingin bergerak lebih lambat tahun ini, memberi waktu untuk melihat bagaimana pemotongan dan kebijakan baru memengaruhi ekonomi.
"Saya ingin melihat bagaimana 100 basis poin pemotongan yang kami lakukan di akhir tahun lalu berdampak pada ekonomi," kata Bostic dalam acara yang diselenggarakan oleh Rotary Club of Atlanta pada Senin (04/02/2025). "Tergantung pada data yang ada, mungkin kami akan menunggu beberapa waktu."
Gubernur The Fed Boston, Susan Collins, juga mendukung gagasan untuk melangkah perlahan.
"Tidak ada urgensi untuk membuat penyesuaian tambahan," katanya. "Data yang akan memberi tahu kami. Pada titik tertentu, saya tentu melihat perlunya normalisasi lebih lanjut dalam hal sikap kebijakan," ujarnya, merujuk pada kemungkinan pemotongan suku bunga tambahan.
(bbn)