Logo Bloomberg Technoz

Jenny Leonard dan Katherine Burton - Bloomberg News

Bloomberg, Presiden Donald Trump menandatangani keputusan eksekutif yang mengarahkan pejabat pemerintah untuk membentuk dana kekayaan negara (Sovereign Wealth Fund/SWF) bagi Amerika Serikat, sebuah ide yang telah ia lontarkan selama kampanye kepresidenan.

"Kita memiliki potensi yang luar biasa," ujar Trump kepada wartawan di Gedung Oval pada Senin (04/02/2025) saat mengumumkan kebijakan tersebut. Keputusan ini menugaskan Menteri Keuangan Scott Bessent dan calon Menteri Perdagangan Howard Lutnick untuk memimpin inisiatif ini.

Bessent, yang turut hadir dalam pengumuman tersebut, menyatakan bahwa dana ini akan dibentuk dalam 12 bulan ke depan dan menyebutnya sebagai "isu strategis yang sangat penting."

Trump juga mengisyaratkan bahwa dana ini bisa digunakan untuk memfasilitasi penjualan TikTok, yang saat ini masih beroperasi di AS berkat perpanjangan tenggat waktu yang ia tanda tangani guna menghindari penutupan atau penjualan paksa.

Lutnick menambahkan bahwa pemerintah AS bisa memanfaatkan skala dan pengaruhnya dalam berbisnis dengan perusahaan-perusahaan besar, termasuk produsen obat.

"Jika kita membeli dua miliar dosis vaksin Covid, mungkin kita seharusnya memiliki saham atau waran di perusahaan-perusahaan itu," ujarnya.

Keputusan eksekutif yang ditandatangani Trump tersebut mengarahkan pejabat terkait untuk menyerahkan rencana pembentukan SWF dalam waktu 90 hari. Rencana tersebut harus mencakup rekomendasi mengenai sumber pendanaan, strategi investasi, struktur dana, dan tata kelola. Selain itu juga meminta evaluasi terkait pertimbangan hukum dalam pendirian dan pengelolaan dana ini, termasuk apakah diperlukan undang-undang khusus.

Sebelumnya, para penasihat Trump telah membahas kemungkinan penggunaan US International Development Finance Corporation (DFC) untuk bekerja sama dengan pemain besar di sektor institusi guna memanfaatkan kekuatan ekonomi AS.

Beberapa tokoh yang mendorong gagasan penggunaan DFC sebagai dana kekayaan milik negara dan sebagai alat untuk mengubah pendekatan AS terhadap bantuan luar negeri adalah Elon Musk dan Stephen Feinberg, miliarder sekaligus pendiri Cerberus Capital Management yang juga dicalonkan Trump sebagai Wakil Menteri Pertahanan, menurut orang-orang yang akrab dengan tim transisi presiden sebelum ia menjabat.

Pada hari Jumat, Trump mengumumkan pencalonan Ben Black, putra pendiri Apollo Global Management, Leon Black, untuk memimpin DFC.

Trump pertama kali melontarkan ide pembentukan dana kekayaan nasional ini dalam pidatonya di Economic Club of New York pada September lalu. Dalam pidato tersebut, ia mengusulkan agar dana yang didanai melalui penerimaan tarif bisa diinvestasikan dalam pusat manufaktur, pertahanan, dan penelitian medis.

"Kami akan menciptakan dana kekayaan nasional AS untuk berinvestasi dalam upaya besar untuk kepentingan seluruh rakyat Amerika," kata Trump saat itu. Ia juga menyarankan agar para pemimpin Wall Street dan perusahaan-perusahaan besar yang hadir pada acara tersebut bisa berperan dalam memberikan saran dan merekomendasikan investasi.

SWF biasanya ada di negara-negara yang memiliki cadangan devisa besar, seperti China, atau yang bergantung pada pendapatan dari penjualan minyak dan komoditas lainnya, seperti Norwegia dan Arab Saudi. Uang yang terkumpul kemudian diinvestasikan dalam berbagai bentuk, mulai dari saham dan obligasi hingga infrastruktur dan teknologi. Beberapa dana terbesar di dunia termasuk, Norges Bank Investment Management (Norwegia) senilai US$1,8 triliun, China Investment Corp (China) senilai US$1,3 triliun, dan Abu Dhabi Investment Authority (Uni Emirat Arab) senilai US$1,1 triliun.

"Kami akan memonetisasi sisi aset dari neraca keuangan AS untuk kepentingan rakyat Amerika," kata Scott Bessent, penasihat ekonomi Trump. "Ini akan menjadi kombinasi dari aset likuid dan aset yang ada di negara ini, yang akan kami keluarkan demi rakyat Amerika."

Presiden sebelumnya, Joe Biden, juga tengah merancang proposal untuk membentuk dana yang akan berfokus pada investasi untuk kepentingan keamanan nasional, termasuk sektor teknologi, energi, dan rantai pasokan kritis.

Di AS, terdapat 20 negara bagian yang memiliki SWF, yang umumnya didanai oleh hasil komoditas atau tanah. Dana kekayaan negara bagian terbesar adalah Alaska Permanent Fund, yang dimulai pada tahun 1976 dan saat ini mengelola sekitar US$82 miliar. Contoh terbaru lainnya adalah North Dakota Legacy Fund, yang diciptakan pada 2010 dengan nilai sekitar US$11,5 miliar.

North Dakota secara rutin menyisihkan 30% dari pendapatan pajak minyak dan gas setiap bulan ke dalam dana ini. Dalam siklus anggaran dua tahunan, negara bagian ini dapat mengakses 5% dari dana tersebut untuk membiayai proyek pembangunan atau memberikan keringanan pajak.

Dana ini juga memungkinkan North Dakota untuk mengumumkan rencana untuk menghapuskan pajak properti bagi pemilik rumah dalam waktu sepuluh tahun mendatang.

Pada Senin (03/02/2025), Trump juga mengumumkan penundaan penerapan tarif terhadap Meksiko dan Kanada. Alasan penundaan ini adalah karena kedua negara tersebut telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah perdagangan fentanyl dan imigrasi ilegal yang menjadi perhatian utama.

(bbn)

No more pages