Logo Bloomberg Technoz

Tarif Listrik Turun Tajam, Penyumbang Utama Deflasi Januari 2025

Dovana Hasiana
03 February 2025 11:32

Amalia Adininggar (Bloomberg Technoz/Dovana Hasiana)
Amalia Adininggar (Bloomberg Technoz/Dovana Hasiana)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi pada Januari 2025 didorong oleh penurunan tarif listrik yang mengalami deflasi sebesar 32,03%, dengan andil terhadap deflasi mencapai 1,47%. Penurunan tajam ini disebabkan oleh pemberian diskon 50% bagi pelanggan dengan daya listrik hingga 2.200 VA pada bulan tersebut.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa secara keseluruhan, inflasi bulan ke bulan (month-to-month/mtm) mengalami penurunan akibat deflasi yang terjadi pada komponen harga yang diatur pemerintah.

"Komponen harga yang diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 7,38%, dengan andil terhadap deflasi mencapai 1,44%. Komoditas utama yang berkontribusi adalah tarif listrik, angkutan udara, dan kereta api," ujar Amalia dalam konferensi pers, Senin (03/02/2025).

Sementara itu, komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 2,95%, dengan andil inflasi mencapai 0,48%. Komoditas yang paling berpengaruh dalam kenaikan harga ini adalah cabai merah, cabai rawit, dan daging ayam ras. Di sisi lain, komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,30% dengan andil 0,20%, yang didorong oleh kenaikan harga minyak goreng, emas perhiasan, biaya sewa rumah, kopi bubuk, mobil, dan sepeda motor.

Dari segi wilayah, sebanyak 34 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami deflasi, sementara 4 provinsi lainnya mencatat inflasi. Deflasi terdalam terjadi di Papua Barat sebesar 2,29%, sedangkan inflasi tertinggi tercatat di Kepulauan Riau sebesar 0,43%.