Logo Bloomberg Technoz

Dolar AS Melonjak, Bursa Saham Tertekan usai Trump Terapkan Tarif

News
03 February 2025 06:12

Ilustrasi mencatak uang dolar AS. (Bloomberg)
Ilustrasi mencatak uang dolar AS. (Bloomberg)

Matthew Burgess - Bloomberg News

Bloomberg, Dolar AS menguat dalam perdagangan awal di Asia, sementara bursa saham bersiap menghadapi tekanan setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif umum sebesar 25% untuk Kanada dan Meksiko serta 10% untuk barang-barang dari China mulai Selasa (04/01/2025). Kebijakan ini memicu ancaman balasan dari negara-negara yang terdampak.

Mata uang AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama, mendorong dolar Kanada ke level terlemah sejak 2003, euro ke titik terendah sejak November 2022, dan peso Meksiko ke posisi terendah hampir tiga tahun. Indeks saham berjangka di Australia dan Jepang juga melemah pada Jumat (31/01/2025) setelah Trump menegaskan penerapan tarif tersebut.

Ketegangan perdagangan yang meningkat dengan cepat mendorong investor beralih ke aset-aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global, termasuk dampaknya terhadap inflasi dan kebijakan bank sentral. Meskipun Trump telah mengancam kebijakan tarif sejak kemenangannya pada November lalu untuk menekan imigrasi ilegal dan perdagangan narkoba, pasar sebelumnya berharap bahwa langkah ini bisa ditunda atau dibatalkan melalui negosiasi. Namun, keputusan terbaru ini memperburuk sentimen pasar.

"Pasar harus secara struktural dan signifikan memperhitungkan kembali risiko perang dagang," tulis George Saravelos, Kepala Riset Valas Deutsche Bank, dalam sebuah catatan kepada kliennya. "Untuk Kanada dan Meksiko, guncangan perdagangan ini—jika berlanjut—akan jauh lebih besar dibandingkan dampak Brexit terhadap Inggris. Kami memperkirakan kedua negara akan mengalami resesi dalam beberapa minggu ke depan."

Grafik pergerakan dolar AS. (Sumber: Bloomberg)