Namun, lebih banyak portofolio SoftBank yang mengalami kejatuhan nilai saham tahun lalu. Banyak startup milik SoftBank belum mencatatkan laba, sementara pasar penawaran umum perdana saham atau IPO juga tengah lesu.
“Saya tentu masih berhati-hati pada situasi saat ini hingga penghujung tahun. Valuasi perusahaan swasta dapat terus turun,” kata Victor Falliano, analis independen dalam pernyataannya di Smartkarma.
Dalam situasi macam ini, Masayoshi Son mengaku SoftBank mengambil langkah konservatif sambil menunggu situasi pasar membaik. Perusahaannya berencana mendivestasikan sejumlah aset untuk memperbaiki posisi neraca keuangan. Langkah ini sebagai upaya menenangkan investor, sekaligus mendorong aktivitas IPO Arm Ltd., yang banyak dinantikan.
Beberapa bankers telah menilai saham IPO Arm Ltd., yaitu berkisar US$30 miliar hingga US$70 miliar. Kisaran harga yang luas, seolah menegaskan bahwa tantangan valuasi saham perusahaan semikonduktor ini masih ada di tengah bergolaknya pasar.
“Kunci dari Arm Ltd. adalah membuat valuasi yang tepat, namun bisa jadi tergantung respon pasar, dibandingkan apa yang diharapkan SoftBank,” kata Mio Kato, Analis dari LightStream Research.
SoftBank melepas saham tambahan Alibaba senilai US$7,2 miliar pada tahun ini. Penjualan ini melalui kontrak prepaid forward, seperti disampaikan analis Bloomberg. Aksi ini menyebabkan kepemilikan SoftBank atas Alibaba tersisa 3,8%.
Bulan lalu Son mengatakan akan menjual salah satu perusahaan ventura mereka, SoftBank Ventures Asia Corp. lebih awal kepada sang adik, Taizo Son. Penjelasan lebih detail tidak dipublikasikan lebih lanjut.
Beberapa langkah penjualan akan meringankan beban biaya SoftBank. Sedangkan pelepasan kepemilikan Alibaba dilakukan setelah para pemimpin e-commerce asal China ini mengumumkan akan memecah usaha menjadi enam unit bisnis.
Langkah yang dilakukan Alibaba akan memaksimalkan pendapatan divestasi SoftBank, kata Marvin Lo. Analis dari Bloomberg Intelligence. Pada lain hal, SoftBank sebentar lagi akan menuntaskan penjualan Fortress Investment Group senilai US$3 miliar. Calon pembeli Fortress adalah Mubadala, seperti dilaporkan Financial Times, seperti disampaikan sumber mereka.
(bbn)