Logo Bloomberg Technoz

Tim penyelidik dari Pentagon dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) kini sedang menyelidiki penyebab kecelakaan yang menewaskan 67 orang di kedua pesawat tersebut. Investigasi akan berfokus pada rekaman komunikasi radio dan kru, serta data kecepatan rotor, ketinggian, dan mesin jika perekam penerbangan atau black box helikopter ditemukan dalam kondisi baik, kata Koziol.

Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, menyatakan di Gedung Putih bahwa kecelakaan ini kemungkinan berkaitan dengan "masalah ketinggian," yang langsung diselidiki oleh Departemen Pertahanan (DoD) dan Angkatan Darat. Ia juga mengonfirmasi bahwa Divisi Investigasi Kriminal Angkatan Darat telah dikerahkan ke lokasi kejadian.

Identitas para kru belum dipublikasikan hingga pemberitahuan kepada keluarga mereka selesai dilakukan. Namun, Hegseth menyebutkan bahwa mereka terdiri dari seorang kapten, seorang sersan staf, dan seorang perwira tingkat dua.

Kru tersebut merupakan bagian dari Batalion Penerbangan ke-12 Angkatan Darat AS, yang memiliki tugas mendukung Pentagon dalam keadaan darurat, termasuk transportasi aman bagi pejabat senior pemerintah. Hegseth mengungkapkan bahwa penerbangan latihan ini berkaitan dengan "misi kelangsungan pemerintahan," yakni prosedur untuk memastikan operasional pemerintahan tetap berjalan dalam situasi krisis.

Menurut Koziol, latihan semacam ini dilakukan dalam berbagai kondisi dan waktu yang berbeda.

"Militer sering kali menjalankan tugas berisiko maupun rutinitas biasa," kata Hegseth. "Tragisnya, tadi malam terjadi sebuah kesalahan."

Pejabat Angkatan Darat AS menolak memberikan komentar terkait pernyataan Presiden Donald Trump dan Menteri Pertahanan Hegseth sebelumnya, yang menyiratkan bahwa kebijakan keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) berkontribusi pada kecelakaan ini.

Saat ditanya apakah ada perbedaan standar bagi pilot laki-laki dan perempuan di militer, Koziol menjawab bahwa menerbangkan helikopter sama seperti mengemudi mobil, di mana seharusnya tidak ada perbedaan standar.

Ia juga memastikan bahwa kru memiliki rencana penerbangan dan berkomunikasi dengan pengawas lalu lintas udara, mengingat tingginya kepadatan penerbangan dan adanya wilayah udara terbatas di sekitar Washington.

Selain itu, kru helikopter UH-60 juga membawa kacamata penglihatan malam (night-vision goggles) dan kemungkinan menggunakannya selama penerbangan, meskipun tidak diwajibkan. Meskipun alat ini dapat membatasi penglihatan perifer, para prajurit telah dilatih untuk mengatasi keterbatasan tersebut, kata Koziol.

(bbn)

No more pages