Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Membuka tahun 2025, peringkat dan jumlah total kekayaan para konglomerat di Indonesia terus berubah. Kekayaan mereka berasal dari berbagai bisnis dengan angka yang amat fantastis, meliputi komoditas, perbankan, teknologi, sampai dengan manufaktur.

Adapun total keseluruhan harta dari sejumlah orang terkaya di Indonesia ada yang bertambah dan ada yang menyusut. Ini terungkap dalam daftar realtime orang terkaya versi Bloomberg.

Michael Hartono misalnya, pemilik Grup Djarum yang kekayaannya 'Menguap' hingga sentuh US$1,3 miliar (sama dengan Rp21,19 triliun) di awal tahun 2025. Dengan kurs acuan Bank Indonesia (BI) yaitu Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor pada 30 Januari berada di posisi Rp16.259/US$.

No Nama Kekayaan Kenaikan/Penurunan % (Year-to-Date)
1 Prajogo Pangestu Rp507,08 T Rp21,19 T 4,5%
2 Low Tuck Kwong Rp456,53 T Rp2,39 T 0,5%
3 Budi Hartono Rp345,66 T (Rp22,82 T) (6,1%)
4 Sukanto Tanoto Rp326,09 T (Rp6,31 T) (1,9%)
5 Michael Hartono Rp321,2 T (Rp21,19 T) (6,3%)
6 Anthoni Salim Rp205,44 T (Rp4,98 T) (2,4%)
7 Sri Prakash Lohia Rp148,37 T (Rp11,87 T) (7,4%)

Sumber: Bloomberg

Besaran kekayaan itu sejatinya masih mengungguli Anthoni Salim dengan Grup Indofood. Kekayaan di atas menempatkan Michael Hartono ada di posisi ke-112 orang terkaya dunia, dan turun kelas 'Jadi' nomor 5 di Indonesia.

Berikut daftar 7 orang terkaya di Indonesia terbaru berdasarkan Bloomberg Billionaires (Rich) Index dengan data 30 Januari 2025,

1. Prajogo Pangestu

Sampai dengan tahun baru 2025, Prajogo Pangestu solid menempati posisi teratas di deretan orang terkaya di Indonesia. Ia juga berhasil meraih peringkat ke-57 sebagai orang terkaya di dunia. Di Asia sendiri, Prajogo menempati urutan ke-16.

Prajogo Pangestu merupakan pemilik grup Barito Pacific, Perusahaan Petrokimia dan energi panas bumi terbesar di Indonesia. Perusahaan yang bermarkas di Jakarta ini juga mengendalikan pembangkit tenaga listrik tersohor di dunia.

Founder PT Barito Pacific, Prajogo Pangestu. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Berdasarkan data Bloomberg terbaru, kekayaannya juga berasal dari grup yang meliputi Perusahaan ternama lainnya seperti Barito Renewables Energy, Petrindo Jaya Kreasi, dan Chandra Asri Petrochemical.

Prajogo Pangestu menguasai 71,31% saham BRPT secara langsung dengan namanya. Beliau juga memiliki 5,06% saham Chandra Asri Petrochemical.

Prajogo juga menguasai 84,97% saham Petrindo Jaya Kreasi yang berjaya usai melangsungkan aksi Initial Public Offering pada Maret 2023 lalu. Ia juga menguasai Barito Renewables Energy (Saham BREN) yang listing pada 9 Oktober 2023.

Prajogo Pangestu sampai dengan tertanggal 30 Januari, berdasarkan data Bloomberg, mengantongi jumlah kekayaan mencapai US$31,1 miliar (Rp507,08 triliun).

Seiringan dengan keberhasilan bertengger di nomor 1 orang terkaya di Indonesia, harta Prajogo Pangestu sejak 1 Januari sudah bertambah 4,5% dengan US$1,3 miliar (Rp21,19 triliun).

2. Low Tuck Kwong

Low Tuck Kwong yang merupakan pemilik Bayan Resources (BYAN) Perusahaan batu bara unggulan dan terbesar di Indonesia saat ini menempati peringkat ke-68 orang terkaya di dunia, dengan harta kekayaan mencapai US$28 miliar (Rp456,53 triliun).

Berdasarkan data Bloomberg, sumber kekayaan Low Tuck Kwong sejatinya juga berasal dari perusahaan yang bergerak di bidang Energi Baru Terbarukan yang berpusat di Singapura, Metis Energy yang sebelumnya dengan sebutan Manhattan Resources.

Low Tuck Kwong, Direktur Utama Bayan Resources. Foto: Ahmad Zamroni/Forbes Indonesia

Melalui berbagai Perusahaan, Low Tuck Kwong menggenggam penuh 62% saham Bayan Resources (BYAN). Kekayaannya juga berasal dari Perusahaan penyedia jasa penambangan, Samindo Resources (MYOH) dengan jumlah kepemilikan saham mencapai 14,18% atas namanya langsung.

3. Budi Hartono

Budi Hartono berada di peringkat ke-3 orang terkaya di Indonesia, sekaligus menjadi orang terkaya ke-101 di dunia. Dengan jumlah kekayaannya yang mencapai US$21,2 miliar (Rp345,66 triliun).

Kekayaan Budi Hartono utamanya berasal dari Grup Djarum, yang selanjutnya juga berasal dari bisnis yang dipimpin melalui Perusahaan induk Dwimuria Investama Andalan.

Berdasarkan catatan Bloomberg, melalui Perusahaan induk itu Budi Hartono menggenggam 29% saham Bank Central Asia (Saham BBCA). Kekayaannya juga berasal dari operator menara telekomunikasi Sarana Menara Nusantara (TOWR) dengan melalui Sapta Adhikari Investama dengan menggenggam 31% saham.

Budi Hartono juga menggenggam 37% saham Global Digital Niaga (BELI) sebagai bagian dari Grup Djarum, dengan e-commerce Blibli.

Adapun aset kekayaan Budi Hartono saat ini terbagi kepada sejumlah saham, yaitu saham BBCA mencapai US$20,9 miliar, saham BELI senilai US$1,3 miliar, dan juga pada saham TOWR sejumlah US$636,3 juta.

Sejak tahun baru 2025, kekayaan Budi Hartono menguap hingga 6,1% atau kehilangan di atas kertas senilai US$1,4 miliar (Rp22,82 triliun).

4. Sukanto Tanoto

Sukanto Tanoto merupakan pendiri Royal Golden Eagle, sebuah konglomerat manufaktur yang memiliki aset lebih dari US$35 miliar, berdasarkan data Bloomberg.

Grup yang berfundamen di Singapura ini memiliki perkebunan kelapa sawit dan kayu, fasilitas gas alam, dan pabrik tekstil. Kantor keluarga Tanoto, Pacific Eagle, juga memiliki properti di London, Singapura, Shanghai, sampai dengan Munich.

Dengan berbagai aset dan sumber kekayaan tersebut, Sukanto berhasil menempati peringkat ke-109 orang terkaya di seluruh dunia, hingga di angka kekayaan US$20 miliar (Rp326,09 triliun).

Sukanto Tanoto (Dok. Tanoto Foundation/Diolah)

Terlebih sumber kekayaan Sukanto berasal dari berbagai Perusahaan, seperti Apical, yang bergerak di perdagangan minyak sawit, dan Sateri, Perusahaan yang memproduksi serat viscose.

Sukanto juga menggarap proyek LNG di Kanada melalui Woodfibre, menyusul juga dari Asia Symbol—grup produk kehutanan yang berbasis di Tiongkok, lalu Nova Shipping, Bracell, perusahaan yang memproduksi pulp kayu larut, dan April, produsen produk kehutanan.

Sumber kekayaannya juga bersumber dari Pacific Eagle—bagian dari grup perusahaan Royal Golden Eagle di pasar real estat. Bisnisnya juga mencakup Pacific Energy, dengan Pacific Oil & Gas (PO&G), perusahaan pengembangan sumber daya energi independen yang hemat biaya dan berkelanjutan untuk lingkungan hidup, berdasarkan situs webnya.

Kesimpulannya, Sukanto merupakan pendiri dan chairman RGE, Perusahaan global di bidang manufaktur berbasis sumber daya. Melalui berbagai Perusahaan, kumpulan bisnis ini mencakup empat bidang operasional utama dan telah mempekerjakan lebih dari 80.000 tenaga kerja.

5. Michael Hartono

Berdasarkan data Bloomberg, Kekayaannya Michael menguap US$1,3 miliar (Rp21,19 triliun), yang kehilangan 6,3% point-to-point menjadi US$19,7 miliar (Rp321,2 triliun), menempatkan Michael Hartono juga longsor ke urutan 112 orang terkaya di dunia versi Bloomberg Billionaires (Rich) Index.

Dengan itu, Michael Hartono, yang merupakan saudara Budi -Hartono Bersaudara dari Grup Djarum harus puas finis di posisi ke-5 orang terkaya di Indonesia per Januari 2025.

Bersama dengan saudaranya, kekayaan Michael Hartono juga berasal dari bisnis yang dipimpin melalui Perusahaan induk melalui Dwimuria Investama Andalan.

Melalui Perusahaan itu, Michael Hartono menggenggam 28% saham Bank BCA, yang merupakan bank terbesar di Indonesia dengan nilai total aset mencapai Rp1.449 triliun di 2024. Michael juga merupakan pemilik atas operator menara telekomunikasi TOWR melalui Sapta Adhikari Investama, dengan 29% saham.

Dengan pencapaian tersebut, kekayaan Michael Hartono disusul oleh Sukanto Tanoto, namun ‘Masih’ unggul dari total harta kekayaan Anthoni Salim dan juga Sri Prakash Lohia.

6. Anthoni Salim

Pemilik Group Indofood dan juga Bos dari Salim Group, Anthoni Salim bertengger pada urutan ke-6 orang terkaya di Indonesia, dan ada di urutan 205 orang terkaya di dunia.

Kekayaannya mencapai sebesar US$12,6 miliar (Rp205,44 triliun). Adapun di pembuka tahun 2025 saat ini kekayaan Anthoni Salim menyusut US$305,5 juta (Rp4,98 triliun) atau menciut 2,4% YtD.

Anthoni Salim, CEO Indofood dalam sebuah konferensi pers di Jepang (Dok Yuriko Nakao/Bloomberg)

Kekayaan Anthoni Salim berasal dari Grup Indofood yang merupakan Perusahaan pembuat mie instan terbesar di Indonesia, dan salah satu yang terbesar di dunia. Anthoni Salim juga memiliki saham di First Pacific, Gallant Venture, China Minzhong Food, DCI Indonesia, Bank Ina, Elang Mahkota Teknologi Tbk, dan jaringan bisnis ritel pada Indoritel Makmur.

Kekayaan Anthoni Salim juga berasal dari kepemilikannya di Amman Mineral Internasional (AMMN) Perusahaan pertambangan tembaga dan emas ternama di dunia, yang dipegangnya melalui Sumber Gemilang dan Pesona Sukses.

Adapun Anthoni Salim memegang 24% saham Sumber Gemilang Persada, yang juga mengantongi 32% saham Amman. Dia juga memiliki 100% saham Persona Sukses, yang menguasai 6,5% saham Amman. 

7. Sri Prakash Lohia

Sepanjang tahun berjalan di 2025, harta pemilik perusahaan grup Indorama ini menyusut US$728,5 juta (Rp11,87 triliun), melemah 7,4% menjadi US$9,1 miliar atau setara dengan Rp148,37 triliun.

Dengan harta sebesar itu, Sri Prakash Lohia menempati urutan ke-322 orang terkaya di dunia, dan ke-7 di Indonesia.

Grup Indorama, merupakan sebuah Perusahaan utama yang bermarkas di Singapura, yang mengendalikan bisnis unggulan pada tekstil, polyester, sarung tangan medis, dan benang, juga bahan kimia industri, termasuk pupuk. Grup Indorama telah berhasil mengoperasikan manufaktur di 35 negara.

(fad/ain)

No more pages