Harga SUN Tertekan Kala Rupiah Jadi yang Terburuk Ketiga di Asia
Ruisa Khoiriyah
31 January 2025 10:33

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga surat utang negara pada perdagangan Jumat ini, mayoritas tertekan setelah membukukan tren bullish sejak pekan lalu.
Mengacu data OTC Bloomberg, tingkat imbal hasil surat utang negara tenor acuan, kebanyakan merangkak naik, indikasi adanya tekanan jual yang melemahkan harga.
Yield SUN tenor 2 tahun, naik 4,1 basis poin ke level 6,887%. Lalu tenor 5 tahun juga naik 4 basis poin jadi 6,892%. Sedangkan tenor 10 tahun, naik juga yield-nya 2,6 basis poin ke 6,997%. Tenor lebih panjang, 15Y, 20Y dan 30Y bergerak sedikit naik.
Dinamika di pasar surat utang negara sekunder itu kemungkinan mengekor yang terjadi di pasar global. Pada sesi Asia, seperti dipantau dari data realtime Bloomberg jelang siang ini, mayoritas tenor US Treasury, surat utang AS, bergerak naik tipis terutama untuk tenor pendek.
Pasar terlihat mengantisipasi rilis data penting nanti malam yakni laporan Personal dan Consumption Expenditure (PCE) Amerika, terutama angka inflasi inti PCE yang akan memberi petunjuk baru akan prospek kebijakan bunga acuan Federal Reserve ke depan.