IHSG Berpotensi Mixed, Menanti Inflasi PCE AS dan The Fed
Muhammad Julian Fadli
31 January 2025 08:49

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini Jumat 31 Januari 2025, berpotensi bergerak bervariasi (mixed), wait and see atas data inflasi Personal Consumption Expenditures Amerika Serikat, sebagai petunjuk dan arah suku bunga The Fed selanjutnya. Juga antisipasi kinerja laporan keuangan Big Caps.
Pada perdagangan saham kemarin, Kamis (30/1/2025), IHSG ditutup di zona merah dengan mencatatkan pelemahan 92,57 poin (1,29%) hingga menutup perdagangan di posisi 7.073.

Secara teknikal IHSG ada potensi melemah terlebih dahulu menuju support pada area level 7.050–7.000. Jika tetap kuat berada di atas support tersebut, pergerakan IHSG akan rebound dengan target penguatan terdekat pada level 7.100–7.150, sebagai resistance potensial.
Untuk resistance selanjutnya ada level yang amat menarik pada level 7.200 yang jadi target paling optimis. Sementara apabila IHSG gagal bertahan, support selanjutnya pada level 6.950 yang tercermin di dalam time frame daily.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Perhatian tertuju kepada indeks inflasi yang disukai Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed), indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditures Price Index/PCE), yang akan dirilis malam nanti.