Bloomberg Technoz, Jakarta - Spekulasi mengenai penyebab kebakaran di pesawat Air Busan pada Selasa (28/01/2025) malam semakin berkembang. Berdasarkan kesaksian penumpang dan pejabat maskapai, kebakaran diduga dipicu oleh power bank yang tersimpan di dalam tas di kompartemen bagasi atas.
Pada pukul 22.15 waktu setempat, pesawat Air Busan, Airbus A321-200 yang dijadwalkan terbang ke Hong Kong dari Bandara Internasional Gimhae, Busan, terbakar di bagian ekornya sebelum lepas landas. Sejumlah penumpang di dalam pesawat melaporkan mendengar suara "retakan" dari kompartemen bagasi atas, yang kemudian diikuti oleh munculnya asap.
Menurut hasil investigasi awal Air Busan, yang dikutip dari Joongang Ilbo, seorang pramugari yang berada di dalam pesawat saat kejadian menyatakan bahwa kebakaran "diduga berasal dari kompartemen bagasi di atas kursi baris 28."
Meskipun penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan, seorang pejabat Air Busan dalam laporan media lokal menyebut bahwa kebakaran "kemungkinan disebabkan oleh power bank milik penumpang yang tertekan di dalam kompartemen bagasi atas."
Insiden yang melibatkan power bank bukanlah yang pertama kali terjadi di Korea Selatan. Pada April tahun lalu, asap terdeteksi di penerbangan Asiana Airlines yang mengangkut 273 penumpang akibat overheating power bank dalam tas seorang penumpang di kompartemen bagasi atas. Beruntung, awak kabin berhasil memadamkan perangkat tersebut sebelum menyebabkan kebakaran.
Kasus serupa juga terjadi pada Desember lalu dalam penerbangan Air Busan. Sebelum lepas landas, asap terdeteksi akibat power bank yang digunakan penumpang untuk mengisi daya ponsel. Awak kabin segera memadamkan sumber asap, sehingga tidak ada insiden lebih lanjut.
Investigasi Gabungan Akan Dilakukan
Pihak berwenang berencana melakukan investigasi forensik gabungan pada Jumat (31/01/2025) untuk menentukan titik awal dan penyebab kebakaran di pesawat Air Busan.
Sebelumnya, pertemuan koordinasi telah digelar dengan melibatkan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi, Kepolisian Metropolitan Busan, Markas Pemadam Kebakaran Busan, serta Layanan Forensik Nasional. Diskusi ini juga membahas langkah-langkah keselamatan, mengingat sayap pesawat masih berisi 15.875 kilogram bahan bakar penerbangan.
Dalam pemeriksaan awal yang dilakukan Rabu (29/01/2025), kementerian menyatakan tidak menemukan indikasi adanya aksi terorisme. Namun, pada Kamis (30/01/2025), pihak berwenang menegaskan bahwa temuan tersebut masih bersifat sementara, sehingga mereka tidak menutup kemungkinan faktor lain, termasuk terorisme, dalam penyelidikan yang masih berlangsung.
(del)