Dalam wawancara dengan media China, Waves, pada Juli lalu, Liang menegaskan visinya untuk AI China. “Kita tidak bisa selamanya hanya menjadi pengikut. Sering kali disebut ada kesenjangan satu hingga dua tahun antara AI China dan AS, tetapi yang sebenarnya terjadi adalah perbedaan antara orisinalitas dan imitasi,” ungkapnya.
Mendorong Inovasi dengan Model Open-Source
Salah satu langkah strategis yang diterapkan DeepSeek adalah mengadopsi sistem open-source dalam pengembangan model AI mereka, sebuah pendekatan yang berbeda dengan OpenAI yang lebih tertutup. Dengan sistem ini, pengembang di seluruh dunia memiliki akses untuk memodifikasi kode dasar sesuai kebutuhan mereka.
Menurut Liang, budaya open-source merupakan salah satu faktor utama yang membuat Silicon Valley lebih unggul dibandingkan China. “Meskipun OpenAI bersifat tertutup, itu tidak menghentikan pihak lain untuk mengejar ketertinggalan. Open-source bukan sekadar strategi bisnis, tetapi juga budaya yang menciptakan kekuatan inovasi,” ujarnya.
Pendekatan ini menandai perubahan paradigma dalam strategi pengembangan teknologi di China, yang kini lebih berorientasi pada eksplorasi ilmiah daripada sekadar mengejar keuntungan finansial.
Perjalanan Karier Liang Wenfeng: Dari Keuangan ke AI
Liang Wenfeng lahir dan dibesarkan di Provinsi Guangdong, daerah yang dikenal sebagai pusat kapitalisme pasar di China sejak era 1980-an dan 1990-an. Berbeda dengan kebanyakan orang di lingkungannya yang lebih tertarik pada dunia bisnis, Liang lebih menonjol dalam bidang akademik.
Pada usia 17 tahun, ia diterima di Universitas Zhejiang, salah satu universitas paling prestisius di China, dengan jurusan Teknik Elektronika dan Komunikasi. Ia kemudian melanjutkan studi magister di bidang Teknik Informasi dan Komunikasi, yang diselesaikannya pada 2010.
Pada 2015, Liang mendirikan dana lindung nilai (hedge fund) kuantitatif yang menggunakan algoritma matematis dalam perdagangan saham, menggantikan analisis manusia. Di bawah kepemimpinannya, portofolio dana tersebut berkembang pesat hingga mencapai lebih dari 100 miliar yuan (sekitar 13,79 miliar dolar AS) pada akhir 2021.
Namun, pada April 2023, perusahaan tersebut mengumumkan pergeseran fokus dari dunia investasi ke eksplorasi kecerdasan buatan tingkat lanjut (Artificial General Intelligence/AGI). Sebulan kemudian, DeepSeek resmi berdiri dengan misi utama mengembangkan AI yang mampu melampaui kemampuan manusia dalam berbagai tugas bernilai ekonomi.
Dalam wawancaranya dengan Waves, Liang menyatakan bahwa tantangan dalam mencapai AGI adalah daya tarik utama bagi talenta terbaik di industri AI untuk bergabung dengan DeepSeek. “Bakat terbaik tentu saja tertarik pada tantangan terbesar di dunia. Tujuan kami tetap meraih AGI,” tegasnya.
Masa Depan DeepSeek dan Peranannya dalam AI Global
Dengan strategi yang berfokus pada pengembangan teknologi fundamental dan komitmen terhadap open-source, DeepSeek berambisi menjadi pemain utama dalam industri AI global. Perusahaan ini tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga berusaha menciptakan standar baru dalam pengembangan AI.
Dalam beberapa bulan mendatang, langkah DeepSeek akan terus diawasi oleh berbagai pihak, termasuk pelaku industri dan pemerintah, baik di China maupun di luar negeri. Jika berhasil, DeepSeek berpotensi menjadi perusahaan AI pertama asal China yang benar-benar mampu menyaingi dominasi OpenAI dan perusahaan teknologi AS lainnya.
Dengan visi besar dan strategi inovatif yang diterapkan, DeepSeek semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin AI China yang siap mengubah peta persaingan teknologi global.
(seo)

































