Kenaikan lagi yield Treasury, mempersempit selisih imbal hasil investasi AS dengan aset-aset negara lain, tak terkecuali aset di emerging market.
Prospek bunga acuan global ke depan sepertinya akan cenderung stagnan di mana pelaku pasar harus siap menghadapi lingkungan bunga tinggi lebih lama.
"Saya merasa sulit mempercayai hal ini mengingat Fed tahu pasar bergantung pada setiap frasa dan kata-katanya," kata Win Thin, Head of Global Strategist di Brown Brothers Harriman & Co., di New York, dilansir dari Bloomberg.
Rilis inflasi PCE pada Jumat nanti akan memberikan konfirmasi apakah harapan penurunan bunga acuan The Fed pada Maret nanti masih bisa dipertahankan atau pupus.
Di sisi lain, para pelaku pasar saham di Asia juga terdampak oleh pelemahan indeks saham di Wall Street yang tadi malam tergerus karena laporan kinerja perusahaan teknologi agak mengecewakan.
Microsoft Corp., melaporkan kinerja pertumbuhan bisnis komputasi yang melambat dalam tiga bulan terakhir tahun lalu hingga menekan harga sahamnya. Sementara, Tesla Inc., memperkirakan penjualan kendaraan pada tahun ini akan naik setelah mengalami tantangan tahun lalu.
Pidato BoJ
Kamis ini, pedagang di pasar modal global juga menunggu pidato Deputi Gubernur Bank of Japan Ryozo Himino untuk mendapatkan sinyal akan kebijakan bunga acuan ke depan setelah bank sentral menaikkannya pertama kali dalam 17 tahun.
"The Fed terlihat hawkish, meski Powell terdengar agak lemah sehingga Himino memiliki ruang untuk bersikap bullish untuk kenaikan bunga lebih lanjut. Bahkan mungkin mengubah bahasa dari pernyataan kebijakan terakhir," komentar Shoki Omori, Head of Global Strategist di Mizuho Securities Co., di Tokyo.
Pasar keuangan global mengalami pekan yang fluktuatif dengan kejadian mencengangkan ketika saham teknologi raksasa Nvidia ambruk dan kehilangan lebih dari Rp9.000 triliun nilai pasarnya gara-gara kemunculan DeepSeek, teknologi AI bikinan Tiongkok.
Kejatuhan Nvidia menyeret indeks saham di Wall Street 'terjun' terutama Nasdaq. Para investor tidak hanya melepas saham teknologi, tapi juga angkat kaki dari saham-saham terafiliasi AI seperti sektor energi dan utilitas. Pada perdagangan Selasa, NVDA rebound dan membukukan kenaikan 8,93%.
Dalam dua hari perdagangan, indeks S&P 500 sudah tergerus 0,55%. Sementara Dow Jones Industrial masih naik 0,95%. Adapun indeks Nasdaq, yang didominasi oleh saham-saham teknologi, ambles 1,1% dalam dua hari perdagangan pekan ini.
Berikut ini kalender ekonomi tersisa sampai hari Jumat yang perlu dicermati oleh pasar:
Kamis, 30 Januari 2025
- Kinerja dagang New Zealand
- Keputusan bunga acuan Afrika Selatan
- Pertumbuhan ekonomi Arab Saudi, Filipina, Polandia, Meksiko, Italia, Hungaria, Jerman, Prancis
- Keputusan bunga acuan ECB, bank sentral Eropa, diprediksi akan memangkas bunga lagi ke 2,75%, penurunan empat kali beruntun
- Keyakinan Konsumen Uni Eropa, angka pengangguran dan pertumbuhan ekonomi
- Tingkat pengangguran Italia
- Inflasi Spanyol
- Data pertumbuhan ekonomi AS (pembacaan awal untuk kuartal IV-2024, diprediksi tumbuh 2,6%)
- Klaim pengangguran AS
- Laporan keuangan Apple, Deutsche Bank, Shell
- Deputi Gubernur Bank of Japan Ryozo Himino bicara di sebuah forum
- PGA Golf AT&T Pebble Beach memperebutkan hadiah US$ 20 juta, berlangsung hingga 2 Februari
Jumat, 31 Januari 2025
- Kinerja dagang Thailand, transaksi berjalan
- Tingkat pengangguran Jepang, inflasi Tokyo, kinerja produksi industri dan penjualan ritel
- Tingkat pengangguran Brazil, Chile, Kolombia, Jerman
- Inflasi Prancis, Jerman
- Pertumbuhan ekonomi Republik Ceko, Serbia
- Kinerja dagang Afrika Selatan
- Laporan PCE Amerika, inflasi PCE, indeks biaya tenaga kerja (Employment Cost Index/ECI)
- Laporan keuangan Samsung
- Gubernur The Fed Michelle Bowman bicara di acara Northern New England CEO Summit
(rui)