Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini Kamis 30 Januari 2025, berpotensi bergerak melemah, tertekan oleh hasil rapat Bank sentral Amerika Serikat (AS) yang melontar sinyal akan mempertahankan tingkat suku bunga saat ini, lebih lama.
Pada perdagangan saham sebelumnya hingga Jumat (24/1/2025), IHSG ditutup di zona hijau dengan mencatatkan penguatan 11,39 poin (0,16%) hingga menutup perdagangan di posisi 7.166.

Secara teknikal IHSG berpotensi melemah, dengan target koreksi terdekat menuju 7.130 yang usai break MA-50 hingga 7.100 sebagai support terkuat IHSG. Adapun, trendline indicator sebelumnya yang sempat berhasil ditembus, kini menjadi resistance terdekat pada level 7.200. Resistance potensial selanjutnya berada di level 7.250 yang tercermin pada time frame daily.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Keputusan Federal Reserve, Bank Sentral Amerika Serikat, jadi penggerak IHSG pada hari ini.
Investor mulai merespons sinyal-sinyal terbaru dari Gubernur The Fed Jerome Powell yang ‘belum’ memberikan petunjuk dan isyaratnya akan prospek kebijakan bunga acuan ke depan.
Pengumuman hasil Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) The Fed kembali menahan bunga acuan di level 4,25% – 4,50%.
Bersamaan dengan keputusan itu, Powell memilih pendekatan wait and see untuk menentukan tindakan ke depan, setelah Komite melihat menahan bunga acuan saat ini adalah langkah terbaik.

Memungkinkan The Fed menunggu bukti lanjutan bahwa inflasi di negeri itu memang telah berada di jalur penurunan, sebelum akhirnya menyesuaikan kebijakan bunga acuan.
Dalam pernyataannya, para pejabat mengulangi bahwa inflasi masih ‘agak tinggi" tetapi menghapus referensi bahwa inflasi mencapai perkembangan menuju target 2%.
“Saya merasa hal ini sulit dipercaya mengingat The Fed tahu bahwa pasar bergantung pada setiap frasa dan kata-katanya,” kata Win Thin, kepala strategi pasar global di Brown Brothers Harriman & Co di New York.
Sebelumnya, hasil survei 22V oleh Bloomberg, mencatat, sebanyak 67% responden memperkirakan reaksi pasar terhadap The Fed pada Rabu siang waktu Washington atau Kamis dini hari waktu Jakarta, adalah variatif atau tidak signifikan.
Sebanyak 21% responden memperkirakan reaksi pasar akan cenderung Risk-Off atau menghindari aset-aset berisiko, sementara 12% akan bereaksi Risk-On atau memburu aset berisiko.
“Pasar tidak mengharapkan penurunan suku bunga dan akan fokus pada proyeksi The Fed untuk sisa tahun 2025,” kata Bowersock Hill.
Pasar saham terlihat sudah mereda dari ketidakpastian sebelumnya, setelah sesi yang mengecewakan yang dipicu oleh munculnya keretakan di segmen Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI).
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, tekanan terjadi setelah sebuah model AI terjangkau dari startup asal China, DeepSeek, berhasil meraih posisi teratas di App Store Apple, yang memicu kegelisahan bahwa valuasi teknologi ini mungkin sulit untuk dibenarkan.

“Saat ini keadaan mulai tenang setelah adanya penghitungan AI yang telah lama tertunda pada Senin, dan meskipun kami masih percaya pada kisah produktivitas yang digerakkan AI, berinvestasi di sektor ini kedepannya mungkin tidak akan semudah seperti dua tahun terakhir,” kata Emily Bowersock Hill di Bowersock Capital Partners. “Kami berharap investor lebih cerdas dan selektif dalam investasi AI.”
Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG berpotensi mencatatkan peningkatan volatilitas di perdagangan Kamis pasca long-weekend. Pelaku pasar kemungkinan besar melakukan adjustment terhadap fluktuasi indeks-indeks di Wall Street.
“Kondisi ini diyakini memperlebar ruang The Fed dalam memangkas suku bunga acuan dalam FOMC terdekat berikutnya di Maret 2025, atau setidaknya merubah pandangan hawkish the Fed,” mengutip riset Phintraco.
Dengan demikian, data-data ekonomi, khususnya inflasi dan sektor tenaga kerja akan menentukan keputusan suku bunga acuan dalam FOMC tersebut.
Secara Teknikal, IHSG bakal fluktuatif dengan kecenderungan melemah ke kisaran 7.130 – 7.150 di Kamis.
Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi PWON, BSDE, ANTM, CTRA, ICBP, TAPG.
Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, rebound IHSG masih tertahan resisten MA-60 di 7.240 dan mulai koreksi dengan support yang berpotensi diuji di area 7.111.
BRI Danareksa juga memberikan catatan, last price IHSG ada di 7.166. Dengan support 7.111 dan resistance potensial di 7.232.
Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, CTRA, JPFA, PTMP, dan PTRO.
(fad)