Namun pertumbuhan konsumsi pada kuartal I-2023 melambat dibandingkan tahun lalu akibat tekanan inflasi yang mencapai rekor tertinggi dalam 14 tahun. Sementara bunga kredit naik ke level tertinggi dalam 16 tahun.
Dibandingkan dengan kuartal IV-2022 (quarter-to-quarter/qtq), ekonomi Filipina tumbuh 1,1%. Lebih tinggi dari konsensus pasar dengan perkiraan 0,7%.
Untuk keseluruhan 2023, pemerintah Filipina menargetkan pertumbuhan ekonomi 6-7%. Meski lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang 7,6%, tetapi Filipina tetap menjadi salah satu negara dengan kinerja paling cemerlang saat dunia menghadapi risiko perlambatan ekonomi akibat pengetatan kebijakan moneter.
“Pertumbuhan ekonomi begitu kuat dan lebih tinggi dari yang diperkirakan. Ini berarti permintaan domestik tetap sehat dan bisa mengobati kekhawatiran pasar terkait defisit neraca perdagangan yang semakin dalam,” kata Irene Cheung, Senior FX Strategist di Australia & New Zealand Banking Group yang berbasis di Singapura.
Balisacan menggarisbawahi bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut akan membebani pertumbuhan ekonomi. Dia memperkirakan inflasi akan melambat, dan ada ruang bagi bank sentral untuk menghentikan pengetatan moneter.
“Pertumbuhan kuartal I-2023 yang melambat memberi ruang bagi bank sentral untuk menghentikan siklus pengetatan mulai bulan ini. Tekanan inflasi dari sisi permintaan (demand-pull) akan melambat, sehingga inflasi inti akan mereda lebih cepat,” sebut Tamara Mast Henderson, Ekonom Bloomberg Economics untuk wilayah ASEAN.
Bank sentral Filipina (BSP) sudah menaikkan suku bunga acuan 425 basis poin (bps) sejak Mei 2022. Sebelumnya, BSP menyebut akan mempertimbangkan data PDB dan inflasi dalam rapat penentuan kebijakan moneter pekan depan.
Gubernur BSP Felipe Medalla memberi sinyal membuka ruang menghentikan pengetatan kebijakan moneter di tengah perlambatan laju inflasi. Sejak Februari, lauju inflasi sudah melambat dan pada April berada di level terendah dalam 8 bulan.
Balisacan menambahkan perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2023 hanya fenomena temporer. “Iklim investasi yang kondusif akan menyebabkan inflasi melambat dan bisa menutup dampak dari kenaikan suku bunga,” katanya.
(bbn)