100 Hari Presiden Prabowo
Jebakan ‘Solusi Palsu’ demi Ambisi Transisi & Swasembada Energi
Mis Fransiska Dewi
31 January 2025 09:10

Bloomberg Technoz, Jakarta – Prabowo Subianto dalam pidato perdananya sebagai Presiden Ke-8 Republik Indonesia, Minggu (20/10/2024), mengumbar target ambisius di sektor energi. Ada dua fokus besarnya saat itu; mengakselerasi transisi energi serta mewujudkan swasembada energi.
Asa menggapai swasembada energi, terutama, menjadi fokus utama Prabowo. Hampir dalam setiap kesempatan pidatonya, RI-1 mengulang-ulang janjinya untuk menjadikan Indonesia mandiri dalam pengadaan sumber energi; baik melalui peningkatan produksi siap jual (lifting) migas maupun produksi sumber energi baru terbarukan (EBT).
“Dalam keadaan ketegangan, dalam keadaan kemungkinan terjadi perang di mana-mana, kita harus siap dengan kemungkinan yang paling jelek. Kalau terjadi hal yang tidak diinginkan, sulit kita mendapat sumber energi dari negara lain,” tegas Prabowo dalam pidato perdananya di Gedung DPR/MPR RI.
Oleh karena itu, kita harus swasembada energi dan kita mampu untuk swasembada energi.
Presiden Prabowo Subianto
Bagaimanapun, ambisi jangka panjang Prabowo di sektor energi akan sangat tergantung pada eksekusi kebijakan dari pembantunya, yaitu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
Sedikit saja ada ketidakselarasan di tataran kebijakan teknis dengan misi Presiden, target transisi dan swasembada energi yang diidamkan Prabowo hampir bisa dipastikan bakal gagal tergapai.
