Mirette Magdy -- Bloomberg News

Bloomberg, Mesir menerbitkan obligasi dolar Amerika Serikat (AS) senilai US$2 miliar atau setara Rp32,4 triliun pada Selasa, saat negara Afrika Utara itu bangkit dari krisis ekonomi terburuknya dalam beberapa dekade.

Obligasi tersebut dibagi antara US$1,25 miliar obligasi lima tahun dengan imbal hasil 8,625% dan US$750 juta obligasi delapan tahun dengan imbal hasil 9,45%. Investor telah menempatkan hampir US$10 miliar pesanan pada saat ketentuan akhir ditetapkan, menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut.

Sementara itu, penjualan obligasi pasar berkembang dimulai dengan cepat pada bulan Januari — dengan Arab Saudi dan Meksiko di antara mereka yang masuk ke pasar — ​​aktivitas terhenti dalam dua minggu terakhir. Kesepakatan Mesir berpotensi menandakan peningkatan dalam penerbitan.

Negara terpadat di Timur Tengah itu menaikkan suku bunga terbesar yang pernah ada dan membiarkan mata uangnya melemah sekitar 40% terhadap dolar pada Maret tahun lalu, sebagai upaya untuk mengatasi kekurangan mata uang asing kronis dan membuka pendanaan internasional setelah berbulan-bulan ketidakpastian. Langkah tersebut membantu membuka janji pendanaan dari Uni Emirat Arab, Dana Moneter Internasional, dan lainnya, dana talangan global dengan total sekitar US$57 miliar.