Jake Lloyd-Smith - Bloomberg News
Bloomberg, Harga minyak stabil setelah mencetak kenaikan terbesar dalam hampir dua minggu. Pasalnya para trader mempertimbangkan potensi dampak pasar dari rencana Presiden Donald Trump terkait tarif impor dari pemasok minyak mentah utama AS, Kanada, dan negara-negara lain, serta proyeksi stok minyak.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati US$74 per barel, setelah naik hampir 1% pada Selasa (28/1/2025). Sementara harga minyak Brent berada di atas US$77.
Sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt menegaskan kembali bahwa pungutan terhadap Kanada, Meksiko, dan China akan segera dimulai pada 1 Februari 2025. Lebih dari separuh impor minyak mentah AS berasal dari negara tetangganya di utara.

Stok minyak mentah juga menjadi fokus. Persediaan komersial AS meningkat sebesar 2,86 juta barel pekan lalu, menurut orang-orang yang mengetahui penilaian American Petroleum Institute. Ini akan menjadi kenaikan pertama dalam 10 minggu jika dikonfirmasi oleh data resmi pada Rabu (29/1/2025) malam.
Harga minyak mentah anjlok pada Selasa pagi di tengah laporan bahwa Rusia mengirimkan kargo minyak yang terkena sanksi ke India dengan kapal tanker yang masuk dalam daftar hitam Departemen Keuangan AS. Hal ini jadi ujian bagi kemampuan Moskow untuk menghindari pembatasan tersebut.
Harga minyak berjangka mengalami awal yang tidak baik tahun ini karena sanksi Rusia dan cuaca dingin membuat harga lebih tinggi. Sementara kemungkinan dampak pada permintaan energi dari perang dagang yang dipimpin AS dan data ekonomi yang buruk dari China, menjatuhkan harga minyak.
Harga:
- WTI untuk pengiriman Maret naik 0,2% menjadi US$73,95 per barel pada pukul 7:20 pagi di Singapura.
- Brent untuk pengiriman Maret ditutup 0,5% lebih tinggi pada US$77,49 per barel pada Selasa.
(bbn)