Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berencana menerbitkan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI027T3 dan ORI027T6, dengan tingkat kupon mencapai 6,75%. Kedua obligasi ritel tersebut sudah memperoleh penawaran hingga Rp379,34 miliar.
Berdasarkan data salah satu mitra resmi pembelian ORI yakni PT Bibit Tumbuh Bersama, penawaran ORI027T3 hingga Selasa, (28/1/2025) pukul 15.57 WIB, tercatat sebesar Rp286,49 miliar dari total kuota Rp15 triliun. Sementara itu, ORI027T6, tercatat memperoleh pemesanan senilai Rp92,85 miliar dari total kuota sebesar Rp10 triliun.
Kedua obligasi ritel tersebut mulai ditawarkan pemerintah pada 27 Januari 2025 pukul 09.00 WIB, dan pembeliannya ditutup pada 20 Februari 2025 pukul 10.00 WIB. Sementara itu, tanggal penetapan hasil penawaran ditetapkan pada 24 Februari 2025, dan tanggal setelmennya pada 26 Februari 2025.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu, Deni Ridwan menjelaskan bahwa ORI027T3 memiliki tingkat kupon 6,65% per tahun dan jenis kupon bersifat tetap atau fixed rate. Sementara ORI027T6, lanjut Deni, memiliki tingkat kupon 6,75% per tahun dan memiliki jenis kupon yang sama.
Deni menyebut, ORI027T3 memiliki tanggal jatuh tempo pada 15 Februari 2028, sementara ORI027T6 memiliki jatuh tempo pada 15 Februari 2031.
“Bentuk dan karakteristik obligasi; obligasi Negara tanpa warkat; dapat diperdagangkan di pasar sekunder dan hanya antar investor domestik/lokal yang mengacu pada digit ketiga kode Nomor Tunggal Identitas Pemodal,” kata Ridwan kalam keterangan pers, dikutip Selasa (28/1/2025).
Ia mengatakan, ORI027T3 memiliki maksimum pemesanan Rp5 miliar dan ORI027T6 memiliki maksimum pemesanan Rp10 miliar. Kedua seri obligasi ritel tersebut sama-sama memiliki minimum pemesanan sebesar Rp1 juta.
Kedua seri obligasi ritel tersebut memiliki periode penahanan selama satu periode pembayaran kupon dan dapat dipindahbukukan mulai 16 April 2025. Sementara jadwal pembayaran kupon pertama jatuh pada 15 April 2025.
“Proses pemesanan pembelian ORI027T3 dan ORI027T6 secara online dilakukan melalui 4 tahap yaitu (i) registrasi/pendaftaran, (ii) pemesanan, (iii) pembayaran dan (iv) setelmen/konfirmasi,” terangnya.
Deni menyatakan terdapat 26 mitra distribusi yang telah ditetapkan pihaknya untuk memesan kedua obligasi ritel tersebut, berikut daftarnya:
Bank Umum
1. PT Bank Central Asia Tbk
2. PT Bank CIMB Niaga Tbk
3. PT Bank Danamon Indonesia Tbk
4. PT Bank DBS Indonesia
5. PT Bank HSBC Indonesia
5. PT Bank HSBC Indonesia
7. PT Bank Maybank Indonesia Tbk
8. PT Bank Mega Tbk
9. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
10. PT Bank OCBC NISP Tbk
11. PT Bank Panin Tbk
12. PT Bank Permata Tbk
13. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
14. PT Bank UOB Indonesia
15. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
16. PT Bank Victoria International Tbk
17. Standard Chartered Bank, Indonesia
Perusahaan Efek
18. PT BRI Danareksa Sekuritas
19. PT BNI Sekuritas
20. PT Mandiri Sekuritas
21. PT Phillip Sekuritas Indonesia
22. PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk
Perusahaan Financial Technology Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD)
23. PT Bareksa Portal Investasi
24. PT Bibit Tumbuh Bersama
25. PT Nusantara Sejahtera Investama (FUNDtastic+)
26. PT Star Mercato Capitale (Tanamduit)
(lav)