Ekonom Usul Formula Berbeda untuk Kewajiban Parkir Dolar di RI
Dovana Hasiana
26 January 2025 18:00

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom mengusulkan agar pemerintah menyusun skema formula yang berbeda untuk setiap sektor pada kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) yang bakal diubah kewajiban penahanannya menjadi 100% selama setahun.
Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan perbedaan formula dibutuhkan karena setiap sektor, seperti pertambangan hingga kelapa sawit, memiliki model bisnis yang berbeda.
"Formulanya tergantung sektor, CPO, pertambangan dibikin berbeda, karena masing-masing sektor itu memiliki bisnis model yang berbeda," ujar Wijayanto dalam agenda Evaluasi Kritis 100 Hari Pemerintahan Prabowo Bidang Ekonomi, dikutip Minggu (26/1/2025).
Selain itu, Wijayanto menyoroti perubahan ketentuan DHE yang sangat drastis, dari sebelumnya ditahan paling sedikit 30% selama 3 bulan menjadi 100% selama setahun. Perubahan ketentuan yang dramatis itu dinilai berisiko menyebabkan arus dana keluar (capital outflow).
"Bahkan kalau terlalu dramatis, investor, pengusaha tidak ajak bicara, capital outflow akan terjadi sebelum itu dilakukan, karena mereka perlu dolar Amerika Serikat di luar untuk settle kewajiban-kewajiban mereka, karena penerimaan di masa datang sudah akan ditahan," ujarnya.