AS Bekukan Bantuan Luar Negeri usai Trump Perintahkan Peninjauan
Delia Arnindita Larasati
26 January 2025 09:00

Bloomberg Technoz, Jakarta - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan perintah penghentian semua bantuan luar negeri yang sedang berjalan serta menunda bantuan baru pada Jumat (24/01/2025). Keputusan ini mengikuti perintah Presiden Donald Trump untuk menghentikan sementara bantuan guna meninjau apakah alokasinya sejalan dengan kebijakan luar negerinya.
Menurut laporan Reuters, dalam dokumen resmi yang disusun oleh kantor bantuan luar negeri Departemen Luar Negeri dan disetujui oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyebutkan bahwa pengecualian hanya diberikan untuk pembiayaan militer bagi Israel dan Mesir. Tidak ada negara lain yang disebutkan dalam dokumen tersebut.
Langkah ini berisiko menghentikan miliaran dolar bantuan penting yang menyelamatkan nyawa. AS, sebagai penyumbang terbesar bantuan global, menyalurkan bantuan sebesar US$72 miliar (sekitar Rp1.164 triliun) pada tahun fiskal 2023.
Hanya beberapa jam setelah resmi menjabat pada Senin (20/01/2025), Trump memerintahkan penghentian bantuan selama 90 hari untuk meninjau efisiensi dan konsistensi bantuan dengan kebijakan luar negerinya. Namun, cakupan perintah ini baru diketahui lebih jelas melalui dokumen Departemen Luar Negeri.
Dalam dokumen tersebut disebutkan bahwa mulai saat ini, pejabat senior harus memastikan, sejauh diizinkan hukum, tidak ada kewajiban baru untuk bantuan luar negeri hingga Rubio membuat keputusan setelah tinjauan selesai. Untuk bantuan yang sedang berlangsung, perintah penghentian kerja juga harus segera dikeluarkan hingga tinjauan dilakukan.