Logo Bloomberg Technoz

Harga Emas Berpeluang Naik

Ke depan, harga emas masih berpotensi naik lagi. Pasalnya, ada kemungkinan nilai tukar dolar AS bakal tertekan.

Harga emas dan dolar AS memiliki hubungan yang berbanding terbalik. Kala dolar AS lesu, biasanya harga emas melaju.

Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika dolar AS terdepresiasi, maka emas jadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas akan naik, harga pun terungkit.

Sentimen negatif bagi mata uang Negeri Paman Sam datang dari rilis data inflasi. Pada April, inflasi AS tercatat 4,9% year-on-year (yoy), terendah dalam 2 tahun terakhir.

Perkembangan ini bisa membuat bank sentral The Federal Reserve/The Fed makin yakin untuk mempertahankan suku bunga acuan dalam rapat bulan depan. Mengutip CME FedWatch, probabilitas Federal Funds Rate bertahan di 5-5,25% dalam rapat 14 Juni mencapai 90,4%.

"Perlambatan inflasi tentu melegakan, yang bisa meningkatkan peluang The Fed mempertahankan suku bunga. Apalagi dalam beberapa bulan ke depan akan ada basis inflasi tinggi dari tahun lalu, yang bisa membuat inflasi kian rendah," kata John Leiper, Chief Investment Officer di Titan Asset Management, seperti dikutip dari Bloomberg News

Bahkan pasar memperkirakan bukan tidak mungkin The Fed bisa menurunkan suku bunga acuan tahun ini. Peluang penurunan Federal Funds Rate menjadi 4,75-5% dalam rapat 20 September adalah 50,1%.

Suku bunga yang tidak lagi bergerak ke utara menjadi sentimen negatif bagi dolar AS. Ini akan menjadi momentum bagi kenaikan harga emas, termasuk emas Antam.

(aji)

No more pages