Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sesuai prediksi, rupiah dibuka menguat lagi dan bersiap mencetak reli penguatan lima hari tanpa putus pekan ini.

Rupiah dibuka menguat 0,35% pada Jumat pagi di pasar spot seperti ditunjukkan data realtime Bloomberg, di level Rp16.223/US$.

Rupiah memimpin penguatan di Asia pagi ini dengan kenaikan nilai terbesar. Di belakang rupiah, peso juga menguat 0,29%, baht 0,21%, yuan Tiongkok 0,08%, lalu yuan offshore 0,08%, dolar Hong Kong dan Singapura masing-masing naik 0,01%.

Sedangkan yen Jepang masih tertekan 0,17% jelang pengumuman bunga acuan Bank of Japan pagi ini. Won Korsel juga melemah 0,12%. 

Pada pukul 09:07 WIB, rupiah bergerak di kisaran Rp16.215/US$.

Penguatan rupiah pagi ini terjadi di tengah reli yang berlanjut di pasar saham. IHSG yang kemarin 'patah' pada penutupan pasar, pagi ini dibuka hijau dengan kenaikan 0,31% dan kini bergerak di kisaran 7.243.

Di pasar surat utang, mayoritas harga SBN bergerak turun terindikasi dari kenaikan imbal hasil terutama untuk tenor lebih pendek.

Mengacu data OTC Bloomberg, yield 2 tahun naik 3,4 bps pagi ini ke kisaran 6,924%. Sedangkan tenor 5 tahun naik 0,8 bps di level 6,899%. Sementara tenor 10 tahun stabil di 7,074%.

Secara teknikal nilai rupiah telah menembus kisaran resistance potensial di Rp16.250/US$ hingga Rp16.220/US$. Level resistance selanjutnya menarik dicermati pada Rp16.200/US$. 

Rupiah terkonfirmasi memiliki resistance potensial terdekat di Rp16.180/US$, tercermin dari time frame daily dengan keberhasilan break resistance pertama sebelumnya.

Rupiah terlihat masih didukung oleh sentimen positif dari dalam negeri menyusul keputusan Pemerintah RI di bawah Presiden Prabowo Subianto memberlakukan kewajiban penempatan 100% Devisa Hasil Ekspor (DHE) di dalam negeri selama setahun. 

Kebijakan itu dalam jangka menengah dan panjang bila diterapkan dengan baik, diyakini bisa memberi sokongan berarti bagi rupiah karena diperkirakan bisa menambah pasokan valas di dalam negeri hingga US$ 90 miliar, menurut hitungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Di sisi lain, keputusan terbaru Pemerintah RI untuk memangkas belanja negara hingga Rp306,7 triliun, dan mengalokasikan untuk mendukung program-program prioritas, mungkin menjadi sorotan besar pelaku pasar. 

Keputusan yang diumumkan pada Kamis sore kemarin, diperkirakan bisa memberi ketenangan pada pasar obligasi domestik yang dalam enam hari perdagangan dilanda arus jual oleh investor asing tanpa putus senilai lebih dari Rp10 triliun, penjualan sepekan terbesar sejak September 2023.

Pernyataan Trump

Dari luar negeri, pernyataan baru Trump terkait kebijakan bunga acuan Federal Reserve, dicermati oleh pasar pada Jumat pagi ini.

Trump bicara setelah ia menyampaikan pidato lewat video di hadapan para elit dunia di World Economic Forum di Davos, Swiss.

Trump mempertanyakan keputusan The Fed terkait kebijakan suku bunga. "Saya pikir saya memahami suku bunga jauh lebih baik daripada mereka, dan saya yakin saya memahaminya jauh lebih baik daripada orang yang terutama bertanggung jawab membuat keputusan itu," kata Trump, mengacu pada Powell, saat berbicara kepada wartawan dari Ruang Oval pada hari Kamis. 

Trump mengimplikasikan ia menginginkan tingkat bunga acuan di AS bergerak lebih rendah dengan harga minyak terus turun karena ambisi AS menggenjot produksi. "Ketika harga energi turun, itu akan menekan turun inflasi. Jadi, secara otomatis tingkat bunga acuan bisa dibawa turun," kata Trump.

Pasar juga tengah menanti keputusan Bank of Japan tentang bunga acuan jam 10.00 nanti. Pasar memperkirakan Kazuo Ueda dan kolega akan mengerek bunga acuan. Ekspektasi itu diperkuat oleh data inflasi Jepang yang dirilis pagi ini, menyentuh 3% untuk pertama kalinya dalam 16 bulan terakhir.

(rui)

No more pages