Soo-Hyang Choi dan Sam Kim - Bloomberg News
Bloomberg, Ekonomi Korea Selatan (Korsel) terus menunjukkan kinerja yang kurang menggembirakan pada kuartal terakhir, setelah Presiden Yoon Suk Yeol mengeluarkan deklarasi darurat militer yang mengganggu kepercayaan konsumen di tengah melambatnya pertumbuhan ekspor.
Produk domestik bruto (PDB) tumbuh sebesar 0,1% pada tiga bulan yang berakhir Desember dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, menurut laporan bank sentral Korea Selatan atau Bank of Korea (BoK) pada Kamis (23/01/2025). Angka ini lebih rendah dari perkiraan para ekonom yang memprediksi pertumbuhan sebesar 0,2%. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ekonomi Korsel hanya tumbuh 1,2%, lebih rendah dari proyeksi yang mencapai 1,4%.
Untuk tahun 2024 secara keseluruhan, ekonomi Korsel tumbuh sebesar 2%, lebih lambat dari perkiraan sebesar 2,1%.
Yoon mengejutkan negara dengan pengumuman darurat militer mendadak pada 3 Desember lalu, sebuah langkah yang menyebabkan nilai won merosot tajam di saat mata uang tersebut sudah berada di bawah tekanan akibat kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS. Dekret darurat militer yang singkat itu akhirnya berujung pada pemakzulan Yoon dan penangkapan presiden yang pertama kalinya terjadi di Korsel.
Menteri Keuangan Choi Sang-mok saat ini menjabat sebagai presiden sementara dan telah berjanji untuk mempercepat pengeluaran fiskal guna memperbaiki sentimen konsumen dan bisnis. Pemerintah juga telah menetapkan libur tambahan pada akhir Januari untuk mendorong konsumsi.
Investasi di sektor konstruksi mengalami penurunan besar, menyusut 3,2% dibandingkan dengan periode tiga bulan sebelumnya. Ekspor naik 0,3% dalam hal pengiriman teknologi, sementara investasi fasilitas meningkat 1,6% berkat pengeluaran untuk peralatan seperti mesin pembuat cip, menurut laporan tersebut. Konsumsi swasta dan pemerintah masing-masing naik 0,2% dan 0,5%.
Guncangan politik ini menambah kekhawatiran tentang kondisi ekonomi saat perusahaan-perusahaan Korsel sudah merasa cemas dengan kemungkinan meningkatnya hambatan perdagangan dan tarif pada tahun ini di bawah pemerintahan kedua Trump.
BoK baru-baru ini memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 dan mungkin akan menurunkannya lagi saat rapat bulan depan. Bank sentral mempertahankan suku bunga acuan di level 3% pekan lalu, memilih untuk memantau dampak dari dua kali pemangkasan suku bunga yang dilakukan pada akhir tahun lalu sambil memberikan sinyal kemungkinan pengurangan suku bunga lebih lanjut dalam tiga bulan ke depan.
Survei Bloomberg menunjukkan bahwa para ekonom memperkirakan suku bunga akan turun menjadi 2,25% pada akhir tahun.
(bbn)