Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom memproyeksikan keinginan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengambil kembali Terusan Panama berisiko mengganggu ekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam, mulai dari tekstil dan produk tekstil (TPT) hingga karet.
Ekonom atau Associate Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Sahara mengatakan hal tersebut terjadi karena pengiriman sejumlah komoditas unggulan Indonesia ke AS bakal terganggu bila terjadi konflik di Terusan Panama tersebut.
“Termasuk komoditas-komoditas tadi, kita ekspor kebanyakan melewati jalur itu,” ujar Sahara saat ditemui di kantornya, dikutip Rabu (22/1/2025).
Dalam kaitan itu, konflik di Terusan Panama juga bakal menyebabkan potensi peningkatan biaya logistik. Sebab, bila terjadi konflik, eksportir akan menempuh perjalanan yang lebih jauh dan memutar dibandingkan dengan Terusan Panama.
Situasi tersebut juga dinilai tidak hanya berpengaruh ke Indonesia saja, melainkan kepada seluruh kapal-kapal yang melewati Terusan Panama. “Kalau situasinya memanas mikir ulang juga untuk lewat di situ.”
Terusan Panama memang merupakan landasan penting transportasi laut global. Terusan ini berfungsi sebagai penghubung penting antara Samudra Atlantik dan Pasifik.
Menyitir situs resmi Kementerian Perdagangan, komoditas nonmigas yang paling banyak diekspor ke AS periode Januari-Maret 2023 adalah Mesin & perlengkapan listrik; Pakaian bukan rajutan; Pakaian rajutan; Alas kaki; Minyak hewani/nabati; Karet dan produk karet; Perabotan; Ikan dan krustasea; Olahan daging dan ikan; Barang dari kulit samak.
Struktur ekspor Indonesia ke AS didominasi oleh sektor Industri, dengan kontribusi pada Januari-Maret 2023 mencapai 98,7% dari total ekspor Indonesia.
Trump kembali menegaskan sikapnya yang lebih agresif di panggung internasional. Dalam pidatonya setelah resmi dilantik sebagai Presiden AS ke-47, dia mengulangi janji untuk merebut kembali Terusan Panama.
“Kita telah diperlakukan dengan sangat buruk akibat pemberian bodoh yang seharusnya tidak pernah terjadi, dan janji Panama kepada kita telah dilanggar,” ujar Trump, mengacu pada perjanjian yang menyerahkan kendali Terusan Panama kepada Panama pada 1999.
Trump juga menyoroti bahwa kapal-kapal Amerika, termasuk Angkatan Laut AS, dikenakan biaya berlebihan dan tidak diperlakukan dengan adil di kanal tersebut. Namun, yang lebih mengkhawatirkan baginya adalah peran China dalam pengoperasian kanal tersebut.
"China yang mengoperasikan Terusan Panama, dan kami tidak memberikannya kepada China. Kami memberikannya kepada Panama, dan kami akan mengambilnya kembali," tegas Trump.
(ain)