Logo Bloomberg Technoz

Sekadar catatan, GE Electric merupakan bagian dari konsorsium yang ditunjuk untuk menggarap konstruksi proyek Jawa-1 bersama dengan Samsung C&T serta PT Meindo Elang Indah. 

Sumber tenaga pembangkit listrik di Indonesia. (Sumber: Bloomberg)

Target Beroperasi Akhir Tahun

Menanggapi isu tersebut, Country Leader Indonesia GE, George Arie W. Djohan, menjelaskan segala proses pembuatan alat pembangkit dimulai dengan konstruksi sebelum operasi komersial. Dalam hal ini, GE telah berupaya untuk memenuhi segala persyaratan dan spesifikasi yang dibutuhkan untuk proyek pembangkit di Indonesia, termasuk PLTGU Jawa-1.

“Sekarang masih proses commissioning. Alat-alat dengan sistem yang kompleks itu kan perlu disetel biar jalannya bagus. Konstruksi sudah selesai, tinggal engineer yang kalibrasi alat, mengatur kontrol sistem, dan menyetel alat. Prosesnya sama dengan [PLTGU] Tambak Lorok ya, balapan dengan Jawa-1 ini, yang sama-sama [bagian dari] program [pembangkit listrik] 35 GW,” ujarnya pada kesempatan yang sama.

George menyebut GE berkomitmen untuk mengikuti seluruh proses agar peralatan yang dibutuhkan untuk PLTGU Jawa-1 sesuai spesifikasi. Perusahaan juga terus berkoordinasi dengan PT Jawa Satu Power. Dia pun optimistis PLTGU Jawa-1 dapat mulai beroperasi secara komersial pada akhir tahun ini. 

“Soal Jawa-1, [infrastruktur] pembangkit listrik gas itu kan kompleks ya, terdiri dari beribu-ribu komponen sistem dan lain-lain. Hal yang bisa saya sampaikan, kami dari GE yang sudah lama di Indonesia dan sudah membangun mitra dengan seluruh stakeholder kelistrikan di Indonesia berkomitmen untuk memberikan yang terbaik dari sisi kualitas dan performa untuk pembangkit-pembangkit listrik kami. Sekarang masih proses, semoga sebelum akhir tahun ini sudah bisa commercial operation,” paparnya.

Perakitan turbin di GE Electric. (Dok. Bloomberg)

Menyitir laman resmi Pertamina Power Indonesia, proyek independent power producer (IPP) Jawa-1 memiliki kapasitas terpasang PLTGU sebesar 1.760 MW dan seharusnya diestimasikan beroperasi pada Desember 2021 untuk memenuhi suplai kebutuhan listrik kawasan Jawa.

Selain PLTGU, proyek tersebut terdiri dari floating storage and regasification unit  (FSRU), pipa gas antara PLTGU dan FSRU, serta jalur transmisi yang menyambungkan PLTGU dengan titik interkoneksi.

Adapun, gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) yang dipasok oleh PLN akan diterima dan diregasifikasi di unit FSRU dan selanjutnya dialirkan dalam bentuk gas ke unit PLTGU Jawa-1 melalui pipa gas offshore dan onshore.

Selanjutnya, listrik yang dihasilkan PLTGU Jawa-1 akan disalurkan ke PLN selama 25 tahun dengan skema build, own, operate, and transfer (BOOT) ke sistem kelistrikan Jawa-Bali melalui jaringan transmisi 500 kV dari lokasi pembangkit ke gardu induk 500 kV PLN.

IPP Jawa-1 akan menjual energi listrik ke PLN dengan skema power purchase agreement (PPA). Adapun, pasok LNG untuk proyek IPP Jawa-1 merupakan tanggung jawab PLN. LNG berasal dari kilang LNG Tangguh berdasarkan LNG sale purchase agreement (SPA) antara PLN dan Tangguh.

PLTGU Jawa-1: 

  • Perusahaan: PT Jawa Satu Power
  • Kepemilikan: PPI 40%, Marubeni 40%, Sojitz 20%
  • Lokasi Proyek:  Cilamaya, Jawa Barat
  • Kapasitas: 1.760 M
  • Nilai Proyek: Kurang lebih US$1,4 miliar
  • Target Operasi: Desember 2021
  • Pembeli: PLN
  • Periode Kontrak: 25 Tahun

Profil Jawa-1 FSRU

  • Perusahaan: PT Jawa Satu Regas
  • Kepemilikan: PPI 26%, Humpuss 25%, Marubeni 20%, Mitsui O.S.K. Lines, Ltd 19%, Sojitz 10%
  • Kapasitas: 170.000 m3
  • Nilai Proyek: Kurang lebih US$0,4 miliar

(wdh)

No more pages