"Kita lihat nanti, kita intensif melakukan banyak analisa," tandas Christian.
Proyek Kaltara
Christian juga menjelaskan, ADMR telah memiliki proyek smelter di Kalimatan Utara (Kaltara). "Adaro mineral secara teknis memiliki sekitar 65% dari projects, 22,5% dari Lygen," katanya.
Diketahui, ADMR tengah menggarap proyek smelter alumunium senilai US$ 2 miliar di Kalimantan Utara, yang digarap oleh PT Kalimantan Aluminium Industry (PT KAI, yang juga entitas anak usaha ADMR.
Pada tahun ini, ADMR sendiri juga telah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 70 juta-US$ 90 juta untuk untuk segmen batubara metalurgi. Namun, belanja modal ini belum termasuk untuk smelter aluminium.
Aryo mengatakan, salah satu penggunaan dana capex ADMR ini juga bertujuan untuk mengerek volume penjualan di tahun 2023. Hingga tutup tahun nanti, Adaro Minerals mengejar volume penjualan 3,8 juta ton-4,3 juta ton.
Selain itu, smelter ini juga diharapkan akan memberikan dampak positif bagi Indonesia yaitu untuk mengurangi impor aluminium, memberikan proses dan nilai tambah terhadap alumina.
"Alumina nya dari mana? Saat ini kita sudah mendapatkan juga MoU dari pemain lokal dan global. Nanti kita akan finalisasi sekitar 6 bulan sampai setahun. Kita juga memerlukan sekitar 1 juta ton produksi," lanjutnya.
PT Kalimantan Aluminium Industry yang merupakan anak perusahaan grup PT Adaro Minerals Indonesia Tbk membangun smelter aluminium di lahan seluas 600 Ha dengan kapasitas produksi aluminium pada fase pertama sebanyak 500.000 tpa aluminium.
Dalam tahapan proses produksi dan pengembangan selanjutnya, aluminium smelter Adaro ini juga akan memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT) dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan standar konstruksi modern yang ramah lingkungan.
Pembangunan smelter aluminium terus dilakukan. Perkembangan saat ini meliputi pembuatan Masterplan dan Detailed Engineering Design, serta telah menyelesaikan berbagai perizinan terkait diantaranya izin lingkungan sejak Desember 2021 dengan perluasan izin lingkungan untuk kegiatan jetty.
ADMR juga menargetkan proyek smelter tersebut dapat rampung tepat waktu di 2025 mendatang.
(ibn/dhf)