Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Awan gelap masih enggan beranjak dari industri reksa dana tanah air. Nilai dana kelolaan industri yang digawangi oleh para manajer investasi itu terus menyusut dari bulan ke bulan. Penyusutan dana kelolaan bisa dibaca sebagai semakin turunnya pamor produk investasi yang sempat menjadi favorit para investor ritel satu dekade silam itu.

Mengacu pada data yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan, pada April 2023 nilai dana kelolaan (asset under management) manajer investasi tercatat sebesar Rp500,38 triliun, menurun sekitar Rp3,79 triliun dari posisi bulan sebelumnya.

Bila menghitung dari posisi Januari yang sempat mencatat nilai AUM sebesar Rp512,7 triliun, maka penurunan pada April lalu telah menembus Rp12,32 triliun. 

Kinerja reksa dana per April 2023 ditandai dengan penurunan NAB dan UP (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

Penurunan AUM tersebut kemungkinan akibat dari masih berlangsungnya tren redemption atau penarikan reksa dana oleh para pemodal. Pada data terakhir yang memuat lalu lintas transaksi reksa dana di tanah air, per Februari lalu nilai redemption reksa dana mencapai Rp62,54 triliun. Sedangkan pada saat yang sama, nilai pembelian atau subscription reksa dana hanya sebesar Rp60,21 triliun.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, berdasarkan data OJK, terjadi beberapa kali net sell reksa dana yaitu ketika total nilai redemption melampaui nilai subscription. Yaitu pada 2021 dengan nilai penjualan bersih Rp4,62 triliun, lalu pada 2022 mencapai puncaknya dengan nilai penjualan bersih reksa dana mencapai Rp78,34 triliun.

Tren redemption reksa dana pada Februari 2023 melampaui nilai subscription (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

Tren redemption pada 2022 itu kembali berlanjut pada Februari lalu dengan nilai penjualan bersih Rp2,33 triliun. Adapun untuk data Maret dan April, OJK belum mempublikasikan.

Kinerja di bawah benchmark

Makin susutnya peminat reksa dana yang terlihat dari terus turunnya nilai dana kelolaan boleh jadi tidak bisa dilepaskan dari capaian kinerja reksa dana yang masih belum memuaskan.

Berdasarkan data Infovesta, pada April lalu, return reksa dana saham tercatat naik 1,3% secara bulanan, masih di bawah pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencetak kenaikan 1,62%.

Penurunan nilai dana kelolaan reksa dana sejak Januari 2023 mencapai Rp12,32 T (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

Adapun reksa dana berbasis pendapatan tetap seperti reksa dana fixed income juga cuma tumbuh 0,59% dibandingkan dengan pertumbuhan indeks obligasi negara (Infovesta Government Bond Index) yang tercatat tumbuh 0,69% serta indeks obligasi korporasi tumbuh 0,22%.

Adapun bila menilik per produk reksa dana di pasar, masih ada reksa dana saham yang berhasil mencetak kinerja positif melampaui rata-rata industri dan indeks yang menjadi acuannya. Misalnya, Schroder Dana Investasi Prima yang sebulan terakhir mencetak return 1,63% atau SAM Dana Cerdas yang mencetak return 2,16%.

Begitu juga reksa dana pendapatan tetap seperti BNP Paribas Obligasi Gemilang yang mencetak return 1,37% dalam sebulan, atau Bahana Progressive Income Fund yang mencatat return 1,87% sebulan.

Racikan manajer investasi

Bagus tidaknya kinerja sebuah reksa dana memang bukan cuma dipengaruhi oleh kinerja yang menjadi underlying asset alias aset dasarnya saja. Kelihaian manajer investasi meracik isi portofolio juga akan menentukan apakah kinerja sebuah reksa dana akan positif atau justru sebaliknya.

Di tengah pasar yang masih tinggi volatilitasnya terutama karena sentimen eksternal yang dominan menjadi penyetir, dibutuhkan manajer investasi yang jagoan agar bisa memberikan return rate yang memuaskan para investor reksa dana di tanah air.

Adapun bagi investor, reksa dana mungkin masih menjadi pilihan tepat bagi pemodal pemula yang belum siap terjun langsung ke investasi ke saham. “Daripada beli saham karena ikut-ikutan, lebih baik mencoba investasi melalui reksa dana dan pastikan memilih produk reksa dana yang bagus,” saran Edbert Suryajaya, analis reksa dana, Vice President, Head of Product, Research and Consulting Services Infovesta Utama.

Beberapa trik yang penting diperhatikan agar pemodal bisa menemukan reksa dana yang cuan di antaranya. 

Pertama, cek kinerja historis. Pilih reksa dana yang kinerjanya konsisten.

Misalnya, dari 10 produk reksa dana, bisa dilihat apakah dari tahun ke tahun bisa stabil di 3 besar berkinerja terbaik. 

Kedua, cek reputasi Manajer Investasi. “Kalau misalnya pernah kena kasus atau tidak itu investor perlu cek dulu,” kata Edbert. 

Ketiga, pahami dengan matang isi prospektus reksa dana yang hendak dipilih. Ini mendasar tapi banyak yang menyepelekan padahal prospektus reksa dana memuat banyak sekali informasi penting yang perlu diketahui calon investor, mulai dari strategi investasi, deretan manajer investasi yang meracik reksa dana berikut rekam jejaknya.

Keempat, rajin mengevaluasi kinerja setidaknya setiap semester. Setiap bulan manajer investasi memberikan fund fact sheet yang dapat menjadi referensi bagi investor tentang kinerja reksa dananya apakah performanya cukup stabil, juga apa saja isi keranjang investasinya. Bila dirasa kinerja reksa dana tersebut sudah tidak menjanjikan, investor bisa memindahkan dananya dengan mudah ke produk lain yang dinilai lebih prospektif memberikan cuan.

(rui/roy)

No more pages