Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg News

Bloomberg, Presiden terpilih AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping berdiskusi lewat sambungan telepon pada Jumat (17/1/2025). Keduanya membahas perdagangan, TikTok, dan fentanil, yang akan menentukan arah hubungan antara dua negara dengan ekonomi terbesar dunia sekaligus rival geopolitik utama ini.

"Panggilan telepon ini sangat baik untuk China dan AS," tulis Trump dalam unggahan di platform Truth Social miliknya. "Presiden Xi dan saya akan melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk membuat dunia lebih damai dan aman!"

Percakapan antara kedua pemimpin negara adidaya global ini terjadi beberapa hari menjelang kembalinya Trump ke Gedung Putih, tempat ia menargetkan Beijing secara agresif pada masa jabatan pertamanya terkait masalah perdagangan.

Presiden terpilih itu dan pemerintahannya yang baru sudah mengisyaratkan bahwa mereka akan melanjutkan perang dagang hingga masa jabatan kedua, termasuk melalui pemberlakuan tarif.

Namun, dalam beberapa hari terakhir, Trump dan timnya memberikan sinyal untuk menunda larangan terhadap TikTok, aplikasi video sosial milik ByteDance Ltd dari China, meski ada undang-undang federal yang mengharuskan aplikasi ini dijual atau ditutup paling lambat besok (19/1/2025).

Para pejabat pemerintahan Biden mengindikasikan bahwa mereka tidak mungkin menegakkan hukum tersebut sebelum pelantikan Trump pada Senin (20/1/2025), sehingga membuka peluang bagi pemerintahan baru untuk menawarkan perpanjangan waktu.

CCTV milik Pemerintah China melaporkan, meski Xi meyakini perbedaan dengan AS "tidak dapat dihindari," kedua negara ini dapat bekerja sama sebagai mitra dan teman.

Xi juga berharap AS dapat menangani masalah di sekitar Taiwan, pulau dengan pemerintahan sendiri yang telah lama menjadi titik api terbesar antara kedua negara adidaya dunia, dan mengharapkan bisa memulai hubungan yang baik dengan Trump pada masa jabatan barunya.

Sebuah kapal Penjaga Pantai Taiwan di Pelabuhan Perikanan Kinmen Hsinhu di Kinmen, Taiwan, Rabu (22/5/2024). (I-Hwa Cheng/Bloomberg)

Menurut China, kedua pemimpin itu juga berbicara tentang Ukraina dan perang Israel dengan Hamas. Trump mengatakan ia menantikan pertemuan dengan Xi sesegera mungkin. Panggilan telepon itu dilakukan beberapa jam setelah China mengatakan Xi akan absen dari pelantikan Trump, tetapi akan mengirim Wakil Presiden Han Zheng sebagai gantinya.

Pihak China juga mengatakan kedua negara ini sepakat untuk membangun saluran komunikasi strategis dan menjaga kontak rutin mengenai isu-isu utama yang menjadi perhatian bersama kedua negara.

Tidak jelas apakah hal ini merujuk pada saluran formal yang terganggu atau dihilangkan dalam beberapa tahun terakhir akibat pertikaian mengenai balon mata-mata China yang melayang di atas Amerika Utara dan kunjungan mantan Ketua DPR Nancy Pelosi ke Taiwan karena keberatan Beijing.

"Ini tentu saja merupakan isyarat penting dari kedua belah pihak untuk membangun kembali hubungan kerja sama mereka, dan juga menunjukkan kedua pihak ingin membangun hubungan yang konstruktif di masa yang akan datang," ujar Wu Xinbo, Direktur Pusat Studi Amerika di Universitas Fudan, Shanghai.

Meskipun memuji Xi sebagai pemimpin yang kuat dan "brilian," Trump berjanji akan mengenakan tarif besar-besaran sekitar 60% pada berbagai macam barang China.

Selama masa pemerintahan pertamanya, Trump memulai perang dagang dengan China, yang membentuk kembali ekonomi global. Dikombinasikan dengan pandemi Covid-19, agenda perdagangan Trump juga membantu menata ulang rantai pasok global — dan sebagian besar dilanjutkan oleh pemerintahan Biden, yang menggunakan pembatasan ekspor untuk menolak akses China ke teknologi mutakhir.

Meskipun kurang jelas ke arah mana Trump akan membawa hubungan dengan China saat ini, pemerintahan barunya akan diisi oleh beberapa tokoh garis keras anti-China, seperti Marco Rubio, calon pemimpin Departemen Luar Negeri AS.

Marco Rubio. (Sumber: Bloomberg)

Menteri Keuangan pilihan Trump, Scott Bessent, menyebut China sebagai dengan ekonomi yang paling tidak seimbang di dunia, di mana militer diutamakan dan pihak berwenang mencoba mengekspor barang-barang murah ke seluruh dunia untuk menjaga pertumbuhan tetap berjalan.

Trump juga rutin mengkritik China atas produksi bahan kimia prekursor untuk fentanil, yang telah membanjiri AS dan menyebabkan lonjakan kematian akibat overdosis.

Presiden Joe Biden menjadikan isu ini sebagai upaya prioritas diplomatiknya untuk menghangatkan hubungan dengan Beijing. Para pejabat dari kedua pemerintah ini pun memuji upaya bersama mereka atas penurunan angka kematian akibat overdosis baru-baru ini.

Saat Trump mulai menjabat dengan ekonomi yang unggul dari sebagian besar saingannya, di mana konsumsi dan pasar tenaga kerja kuat serta inflasi menurun, Xi menghadapi jalan yang jauh lebih sulit di masa depan.

Data resmi minggu ini menunjukkan, ekonomi China tumbuh lebih dari yang diperkirakan tahun lalu sebesar 5%. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh perdagangan, pada saaat yang sama pertumbuhan konsumsi merosot, investasi properti mengalami kontraksi paling besar dalam sejarah, dan deflasi berlanjut selama dua tahun berturut-turut.

Mata uang China telah turun lebih dari 5% terhadap dolar sejak level tertinggi pada akhir September lalu dalam menghadapi ancaman tarif Trump.

Menteri Keuangan Janet Yellen, yang akan lengser, telah memperingatkan bahwa China mengekspor "kelebihan kapasitas" industrinya, yang menurutnya mengancam industri dan lapangan kerja secara global. Bessent, yang berbicara pada sidang konfirmasinya pada Kamis, mengatakan China "berusaha mencari jalan keluar" dari "resesi parah, jika bukan depresi."

(bbn)

No more pages