“Kalau yang lain itu mungkin kendalanya ya kita ini kan kelola APBN, jadi administrasinya harus lengkap. Nanti Kementerian ESDM akan tunjuk bengkelnya, hari ini akan ada 7 bengkel yang ditunjuk, salah satunya di Bali,” ujarnya.
Dengan penambahan 7 bengkel konversi baru tersebut, saat ini telah terdapat 8 bengkel resmi yang ditunjuk pemerintah untuk melayani konversi motor listrik. Adapun, kapasitas kumulatif dari kedelapan bengkel tersebut mencapai 35.000 unit.
Sebelumnya, program subsidi pembelian kendaraan listrik, khususnya sepeda motor listrik, dinilai tidak berjalan sesuai harapan. Sebab, masih ada pabrikan sepeda motor listrik yang belum siap memenuhi permintaan masyarakat.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pabrikan yang belum siap memenuhi permintaan itu adalah PT Wika Industri Manufaktur atau Gesits. Hal itu dia ungkapkan usai mendatangi Reuni 45 Tahun Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) di The Westin Jakarta, Selasa (9/5/2023).
“Sudah jalan [program] subsidinya. Saya baru tanta Gesits. Ternyata Gesits belum siap, padahal kan saya tahu sudah berapa sekarang yang dibuat oleh Kementerian ESDM untuk penggantian engine [konversi ke sepeda motor listrik],” katanya.
Luhut mendorong pabrikan yang sudah memenuhi persyaratan untuk mendapatkan subsidi pembelian kendaraan listrik, khususnya sepeda motor listrik untuk bisa segera memenuhi permintaan masyarakat. Sebab, dia sudah mati-matian memperjuangkan pemberian subsidi yang nilai totalnya mencapai Rp7 triliun untuk sepeda motor dan mobil listrik itu.
“Electric vehicle [kendaraan listrik] itu saya dorong habis-habisan. Saya kadang berkelahi dengan Kemenkeu. Mereka bilang, wah ini insentif. Ini kan carbon emission harus kita dorong, kasih insentif juga. Kita harus secepat mungkin membuang bus, sepeda motor, sama mobil yang karbon emisinya tinggi,” tuturnya.
(wdh)