"Kami berencana mengembangkan bisnis mineral dan sedang mengkaji peluang ke hulu maupun hilir terkait ekosistem baterai," ujar Christian.
Aktivitas pra konstruksi untuk proyek smelter aluminium ADMR sendiri telah dimulai, dengan estimasi produksi tahap 500.000 ton pertama akan dicapai pada tahun 2025.
"Menurut pertimbangan manajemen, pilihan terbaik saat ini adalah berinvestasi pada pengembangan bisnis untuk memaksimalkan penciptaan nilai," jelas Christian.
ADMR belum pernah membagikan dividen, setidaknya selama menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak 3 Januari 2022.
Namun, berdasarkan prospektus IPO, ADMR memiliki kebijakan untuk membagikan dividen minimal 45% dari laba bersih setiap tahun, meski kebijakan ini tetap bergantung pada keputusan RUPST.
Selain agenda terkait dividen, pemegang saham juga menyetujui realisasi penggunaan dana initial public offering (IPO). Per 31 Desember 2022, perusahaan telah menggunakan Rp296 miliar untuk membayar sebagian pinjaman kepada ADRO.
Sisa saldo sekitar Rp343 miliar ditempatkan di rekening giro dan deposito di bank pihak ketiga dengan suku bunga 0,05% sampai 2,75% untuk rekening giro dan 4% untuk deposito.
(ibn/dhf)