Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta Kasus hukum yang menjerat sejumlah platform teknologi finansial (tekfin) berbasis peer-to-peer (P2P) lending membuat pelaku di industri sektor ini turut merasakan dampak negatifnya.

CEO AwanTunai Dino Setiawan mengakui maraknya kasus-kasus hukum tersebut menimbulkan stigma negatif yang turut memengaruhi persepsi pasar terhadap layanan tekfin lainnya.

"Pasti ada kecipratan persepsi negatif dan walaupun itu Investree, KoinWorks, sekarang yang bermasalah apa tuh? eFishery, itu kan juga terkait dengan ada fintech-nya juga. Jadi, satu beberapa banyak bank juga kan [jadi] lebih waspada," kata Dino ketika ditemui di agenda Indonesia Pe-Vc Summit, dikutip Jumat (17/1/2025).

Meski begitu, Dino menekankan AwanTunai tetap mampu menjaga kepercayaan mitra perbankan dan investornya berkat rekam jejak yang solid. Namun, perusahaan tetap mengingatkan pentingnya transparansi dan tata kelola yang baik bagi seluruh pelaku industri tekfin di Indonesia.

"Akan tetapi, pasti dari sisi pasar, walaupun itu modal dari bank atau investor, ya ada pengaruhnya," jelasnya.

Patrick Sugito Walujo atau Patrick Walujo pendiri dari sebuah perusahaan investasi, Northstar Group—yang ikut dalam gelombang pendanaan awal eFishery — mengungkapkan kasus penyelewengan dana perusahaan seperti yang dilakukan oleh eFishery merupakan tindakan memalukan dan merusak kredibilitas komunitas perusahaan rintisan (startup) di Indonesia.

"Ini benar-benar memalukan, dan memalukan bagi orang-orang yang telah menjalankan eFishery,” jelas Patrick di Jakarta, Kamis (16/1/2025).

Sebagai catatan, pada Januari 2024, PT Investree Radhika Jaya menghadapi gugatan dari 16 pemberi pinjaman (lender) terkait dengan wanprestasi atau gagal bayar.

Para lender mengeklaim dana mereka, yang mencapai total Rp74 juta hingga Rp164 juta per individu, belum dikembalikan oleh Investree selama hampir dua tahun.

Kini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memburu keberadaan Adrian Gunadi, mantan CEO dan Co-Founder Investree terkait dengan kasus tersebut. Keberadaannya nyaris tidak ketahui usai keputusan pemegang saham Investree Indonesia merestui pemberhentian Adrian Gunadi sebagai CEO tepat pada 31 Januari 2024.

Sementara itu, untuk kasus KoinWorks, pada November 2024, Polda Metro Jaya menyelidiki dugaan penipuan yang melibatkan anak perusahaan KoinWorks, PT Lunaria Annua Teknologi (LAT), dengan kerugian mencapai Rp365 miliar.

Kasus ini bermula dari kerja sama antara Direktur PT LAT, BAA, dan Direktur PT MTH Global Investama, MT, dalam bidang peer-to-peer lending sejak 2021.

MT mengajukan pinjaman dengan melampirkan 279 data pribadi atau KTP yang ternyata palsu, sehingga PT LAT mengalami kerugian finansial yang signifikan.

Adapun, pada Desember 2024, startup akuakultur eFishery melakukan perombakan jajaran direksi setelah investigasi finansial yang mengindikasikan dugaan penyalahgunaan dana perusahaan oleh CEO Gibran Huzaifah.

Gibran dicopot dari jabatannya dan posisinya digantikan sementara oleh Adhy Wibisono sebagai CEO interim. Selain itu, Albertus Sasmitra ditunjuk sebagai Chief Financial Officer (CFO) interim. Langkah ini diambil sebagai upaya perusahaan untuk meningkatkan tata kelola dan operasional yang transparan serta beretika tinggi.

(prc/wdh)

No more pages