Logo Bloomberg Technoz

Sentimen Global Membaik, Tapi Rupiah Masih Terbebani Efek BI Rate

Tim Riset Bloomberg Technoz
17 January 2025 07:41

Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah mungkin akan mendapat angin segar dari sentimen pasar global yang membaik, menyusul pernyataan bernada dovish dari pejabat Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat (AS) yang memupuk asa penurunan bunga pada paruh pertama tahun ini.

Namun, sentimen positif global itu kemungkinan masih akan terbatasi oleh 'hukuman' pasar akan keputusan penurunan BI rate yang dinilai gegabah dan memicu ketidakpastian serta risiko baru di ekonomi domestik.

Indeks dolar AS tadi malam ditutup melemah di 108,95. Itu menjadi level penutupan DXY terendah dalam tujuh hari perdagangan terakhir. Pelemahan indeks dolar AS ini juga yang sepertinya memberi penguatan bagi mata uang Asia pada Jumat pagi ini. 

Won Korsel menguat 0,19%, disusul baht dan ringgit masing-masing 0,07% dan 0,04%. Dolar Singapura bergerak sedikit naik 0,01%. Sementara yen Jepang dan dolar Hong Kong masih melemah 0,07% dan 0,01%.

Namun, bagi rupiah, pelemahan indeks dolar AS agaknya belum cukup untuk memberi penguatan. Buktinya di pasar offshore dini hari tadi, rupiah Non Deliverable Forward (NDF) masih ditutup melemah 0,16% di Rp16.421/US$ dini hari tadi. Sementara pagi ini, ketika sesi Asia dimulai, rupiah NDF-1M bergerak di Rp16.416/US$.