Tahap pertama diperkirakan akan dimulai pada Minggu (19/01/2025) dan berlangsung selama enam minggu. Pada tahap ini, gencatan senjata akan diberlakukan, pasukan Israel akan ditarik, pertukaran sandera dan tahanan dilakukan, serta bantuan kemanusiaan besar-besaran akan masuk ke Gaza. Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa sandera asal Amerika yang ditahan di Gaza akan dibebaskan pada tahap pertama ini.
Tahap kedua dan ketiga masih dalam proses perundingan, dengan rincian yang akan ditentukan selama tahap pertama, kata Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dalam konferensi pers Rabu.
"Kami akan terus melakukan segala upaya bersama mitra kami untuk memastikan kesepakatan ini terlaksana sesuai dengan yang disepakati," ujarnya, seraya menambahkan bahwa para mediator telah bekerja selama 411 hari untuk mencapai perjanjian ini. "Kesepakatan ini diharapkan membawa perdamaian. Namun, semuanya bergantung pada niat baik kedua belah pihak untuk menjaga perjanjian ini tetap berjalan."
Hamas menyambut baik perjanjian ini sebagai "titik balik penting," sementara kabinet Israel masih harus memberikan persetujuan sebelum perjanjian ini resmi berlaku.
Gencatan Senjata, Penarikan Pasukan Israel, dan Bantuan Kemanusiaan
Gencatan senjata ini akan memberikan jeda pertama dari perang bagi warga Gaza dalam lebih dari setahun, dan menjadi yang kedua sejak pemboman Israel dimulai.
Pasukan militer Israel akan mulai mundur dari pusat-pusat populasi selama tahap pertama, tetapi tetap menjaga kehadiran di perbatasan Gaza-Mesir atau yang dikenal sebagai Koridor Philadelphi. Israel juga akan mempertahankan zona penyangga di dalam Gaza di sepanjang perbatasan dengan Israel, yang ukurannya menjadi salah satu poin krusial dalam negosiasi.
Perjanjian ini memungkinkan warga Palestina kembali ke rumah mereka di seluruh Gaza, termasuk di wilayah utara yang hancur. Bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar akan mengalir ke wilayah tersebut, yang telah lama menghadapi kondisi yang sangat buruk.
Al Thani menyatakan bahwa warga Gaza yang terluka akan diizinkan keluar dari wilayah tersebut untuk menerima perawatan, sementara bantuan yang masuk akan digunakan untuk memperbaiki rumah sakit dan fasilitas penting seperti pabrik roti.
Pertukaran Sandera dan Tahanan
Pada tahap pertama, Hamas akan membebaskan 33 sandera, termasuk tentara perempuan, anak-anak, orang tua, dan mereka yang sakit, sebagai imbalan atas jumlah tahanan Palestina yang belum diungkap, menurut Al Thani.
Presiden Biden mengonfirmasi bahwa sandera Amerika yang ditahan Hamas akan dibebaskan pada tahap pertama.
Hamas juga menyatakan bahwa tiga sandera sipil Israel perempuan akan dibebaskan pada hari pertama gencatan senjata, diikuti empat sandera lainnya pada hari ketujuh. Setelah itu, Hamas akan membebaskan tiga sandera Israel setiap tujuh hari, dimulai dengan perempuan (sipil dan tentara).
Pada minggu keenam, Hamas akan membebaskan semua sandera yang tersisa sesuai tahap pertama, sementara Israel akan membebaskan tahanan Palestina sesuai daftar yang disediakan Hamas.
Tahap Kedua dan Ketiga Masih Dirundingkan
Tahap kedua dan ketiga akan dirundingkan selama tahap pertama, yang dimulai pada hari ke-16 pelaksanaan perjanjian.
Tahap ini mencakup kemungkinan pelepasan sandera tambahan, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, dan pembangunan kembali wilayah Gaza secara menyeluruh.
Mekanisme Pengawasan
Al Thani menjelaskan bahwa AS, Mesir, dan Qatar telah menyusun mekanisme untuk memastikan tidak ada pihak yang melanggar perjanjian ini.
"Tim gabungan dari tiga negara akan memantau pelaksanaan kesepakatan ini. Mekanisme ini akan mulai berlaku pada hari pelaksanaan," katanya.
Ia juga menekankan perbedaan gencatan senjata kali ini dengan yang sebelumnya. "Kesepakatan kali ini memiliki mekanisme yang jelas untuk 42 hari pertama, termasuk pembahasan tahap kedua dan ketiga," ujar Al Thani.
(del)