Bloomberg Technoz, Jakarta - Perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang diumumkan pada Rabu (15/1/2025) mencakup penghentian perang sementara, pelepasan sandera Israel yang ditahan di Gaza, dan pembebasan tahanan Palestina yang berada di penjara Israel.

Namun, beberapa rincian dan jadwal pelaksanaan penuh perjanjian ini masih belum jelas, yang akan menjadi faktor kunci keberhasilannya ke depan.

Perjanjian ini merupakan gencatan senjata kedua sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan ke Israel, menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menculik 250 sandera, menurut otoritas Israel. Serangan balasan Israel sejak itu telah menewaskan setidaknya 46.645 warga Palestina dan melukai lebih dari 110.000 orang di Gaza.

Gencatan senjata pertama pada November 2023 berlangsung sekitar satu minggu, di mana 105 sandera, termasuk perempuan, anak-anak, dan orang tua, dibebaskan oleh Hamas, sementara Israel melepaskan sekitar 240 tahanan Palestina dari penjara.

Gencatan senjata kali ini dirancang dalam tiga tahap terpisah.

Tahap Pertama Gencatan Senjata