Logo Bloomberg Technoz

Ekonom Sebut Penurunan BI Rate Terlalu Dini, Ini Penjelasannya

Dovana Hasiana
16 January 2025 17:40

Karyawan menghitung uang rupiah di Jakarta, Jumat (11/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang rupiah di Jakarta, Jumat (11/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menilai keputusan penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) bersifat terlalu terburu-buru dan mengalami perubahan 180 derajat dari posisi kebijakan sebelumnya.

Fixed Income and Macro Strategist Mega Capital Sekuritas Lionel Priyadi mengatakan masih terlalu dini bagi BI untuk mengubah haluan kebijakan tanpa mengonfirmasi rilis inflasi Consumer Price Indeks Amerika Serikat (AS).

"BI mungkin dalam posisi yang tidak nyaman jika inflasi inti CPI AS lebih kuat dari perkiraan dengan pemulihan dalam inflasi layanan inti, di mana rupiah dapat melemah ke kisaran Rp16.500-Rp16.900/US$ dalam beberapa hari ke depan dan imbal hasil SUN 10 tahun akan meningkat menjadi 7,50%," ujar Lionel dalam keterangannya, dikutip Kamis (16/1/2025).

Menurut Lionel, BI menghadapi dilema, di mana posisi kebijakan untuk menjaga stabilitas rupiah di kisaran Rp15.300-Rp15.700/US$ pada 2025 menjadi terlalu mahal. Hal ini terbukti dari penurunan proyeksi pertumbuhan PDB 2025 BI ke kisaran 4,70%-5,50% dari sebelumnya 4,80%-5,60%.

Selain itu, tidak ada jaminan rupiah akan menguat dalam waktu dekat. Bahkan, pasar memproyeksikan dolar AS yang lebih kuat setelah pelantikan Donald Trump pada 20 Januari 2025 mendatang.