Logo Bloomberg Technoz

Ditemui terpisah, Penasihat Khusus Presiden Urusan Energi Purnomo Yusgiantoro sebelumnya mengatakan pemerintah saat ini terus mendiskusikan opsi Indonesia mengimpor minyak Rusia.

“Nah ini sedang kita bahas apakah kita tangkap kesempatan ini [impor minyak dari Rusia],” kata Purnomo dalam acara Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times, Kamis (16/1/2025).

Purnomo menjelaskan impor minyak ke Rusia merupakan transaksi business-to-business (B2B) karena Rusia bukan merupakan anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).

Dengan demikian, ketika RI ingin mengimpor minyak Rusia harga bisa didiskusikan asalkan kedua belah pihak menyetujui. Di sisi lain, Rusia memang mencari pangsa pasar baru setelah dilarang untuk mengimpor ke Eropa.

“Jadi dia bisa masuk [impor ke Indonesia] asal deal-nya antara kedua belah pihak saja. Kita duduk kita bicara sama mereka. Ya sudah, jadi prinsipnya B2B saja,” ujarnya.

Purnomo, yang juga mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode 2000—2009, mengungkapkan kondisi itu berbeda dengan negara yang ingin mengimpor minyak dari negara OPEC karena harganya tidak bisa jauh berbeda dengan ketetapan harga OPEC.

“Kita masih belum tau [harganya], tetapi Rusia tidak terikat. Misalkan saya dahulu pernah pengalaman Presiden OPEC, Gubernur OPEC, Sekjen OPEC, kita dahulu punya platform misalkan harganya harus berapa, enggak bisa turun dari itu OPEC,” tutur Purnomo.

Lebih lanjut, Purnomo menyebut saat ini Pemerintah Indonesia tengah menunggu sikap pemerintahan Donald Trump khususnya terkait dengan kebijakan Menteri Pertambangan dan Energi AS  yang akan dipilih Trump pada masa pemerintahannya.

“Kami masih menunggu seberapa sikap dari pemerintahan Trump, karena di Trump ini pemerintahannya akan berbeda sekarang kan,” imbuhnya. 

Di sisi lain, PT Pertamina (Persero)—selaku importir minyak mentah terbesar di Indonesia — melalui Kilang Pertamina Internasional (KPI) menyatakan masih terbuka terhadap opsi Indonesia mengimpor minyak Rusia.

Corporate Secretary Kilang Pertamina Internasional Hermansyah Y Nasroen mengatakan, dalam rangka melakukan pengadaan bahan baku dan feedstock berupa minyak mentah, perseroan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan spesifikasi masing-masing kilang.

KPI, lanjutnya, juga mempertimbangkan aspek keekonomian kilang menyesuaikan dengan kondisi pasar minyak.

“[Dengan demikian], KPI membuka kesempatan yang sama untuk semua jenis minyak yang dapat dikelola kilang dengan efektif dan efisien,” ujarnya saat dimintai konfirmasi Bloomberg Technoz, Senin (13/1/2025).

Impor minyak mentah Indonesia terus naik dari tahun ke tahun. Per 2023, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume impor minyak RI mencapai 17,84 juta ton, naik dari 15,26 juta ton pada 2022; 13,77 juta ton pada 2021; dan 10,51 juta ton pada 2020.

Adapun, negara asal minyak mentah yang diimpor Indonesia kebanyakan dari Arab Saudi, Angola, AS, Nigeria, Australia, dan sebagainya.

Opsi mengimpor minyak Rusia belakangan ini menyeruak lagi setelah Indonesia resmi mengumumkan bergabung dalam aliansi Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS) pekan lalu.

Wacana ini sempat mengemuka pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo, yang menyebut Indonesia terbuka untuk membeli minyak dengan harga murah.

palagi, sejak 2022, minyak Rusia diganjar batas harga US$60/barel oleh G-7 di tengah upaya Barat membatasi akses pendanaan bagi Kremlin untuk menginvasi Ukraina.

(mfd/wdh)

No more pages