Logo Bloomberg Technoz

Pidato Biden ini mirip dengan pidato perpisahan mantan Presiden Dwight Eisenhower yang memperingatkan "kelompok jaringan industri militer" dengan mengatakan bahwa AS sedang menghadapi ancaman dari "kelompok jaringan industri teknologi."

Pidato, yang membeberkan karier politiknya selama lima dekade, ini juga berisi tema yang sering didengungkan: perlunya mempertahankan dan melindungi idealisme demokrasi. Secara keseluruhan, pidatonya juga merupakan kritik langsung dan populis terhadap penggantinya Donald Trump dan tim yang sebagian besar berasal dari kalangan elite bisnis dan keuangan negara itu.

"Warga Amerika dikubur di bawah gelombang misinformasi dan disinformasi yang akan memunculkan pelanggaran kewenangan," kata Biden.

Elon Musk, orang terkaya di dunia, membantu membiayai kemenangan Trump dalam Pilpres dan dianugerahi satu portofolio luas dalam pemerintahannya.

Elon Musk dan Donald Trump. (Bloomberg)

Sementara pemilik perusahaan raksasa teknologi lain menjilat Trump dengan menyumbang dana untuk acara pelantikan presiden itu dan berbondong-bondong mendatangi Mar-a-Lago, tempat peristirahatan milik Trump.

"Kekuatan yang sangat besar ingin memanfaatkan pengaruh besar mereka untuk menghentikan langkah-langkah yang telah kita ambil dalam mengatasi krisis iklim demi kepentingan mereka dalam mencapai kekuasaan dan profit. Kita tidak boleh berdiam diri dengan mengorbankan masa depan," tambah Biden. 

Pidato Biden ini juga mengungkap pemerintahannya sebagai periode yang diwarnai dengan pembalikan ekonomi setelah pandemi Covid-19 dan kebijakan yang memperkuat persekutuan AS — tetapi tergeser ketika partainya kalah di Gedung Putih dan Kongres AS.

Jajak pendapat yang dilakukan FiveThirgyEight menunjukkan tingkat kepuasan terhadap Biden turun menjadi 36,1% saat ini, yang merupakan level terendah dibandingkan para pendahulunya sejak Jimmy Carter.

Dalam pidato itu, Biden membeberkan pencapaiannya, mulai dari subsidi miliaran dolar untuk industri semikonduktor hingga paket infrastruktur. Meski begitu, dia juga mengaku banyak warga AS tidak akan merasakan dampak program-program itu hingga beberapa tahun ke depan.

"Perlu waktu untuk bisa merasakan dampak penuh dari langkah yang kita lakukan bersama, tetapi bibit telah ditanam dan mereka akan tumbuh dan akan meledak selama beberapa dekade nanti," ujar Biden. 

Biden memuji kemajuan di sektor kecerdasan buatan (AI) dan menyebutnya sebagai "teknologi paling penting di zaman ini — mungkin di sepanjang zaman" dengan "kemungkinan dan risiko yang dalam" bagi peradaban manusia. 

"Kita harus memastikan AI aman dan bisa dipercaya dan bagus untuk peradaban manusia secara keseluruhan," kata Biden. "Sangatlah penting bahwa manusia harus menjadi pengelola dan sebagai negara penjunjung kebebasan, Amerika, bukan China, harus memimpin dalam pengembangan AI di dunia."

Pemerintahan Penuh Gejolak

Pidato perpisahan ini menandai akhir dari kehidupan politik selama setengah abad Joe Biden, mulai dari anggota Senat hingga ke Gedung Putih, di mana pemerintahannya diwarnai dengan berbagai gejolak. 

Di tahap awal, dia mendapat kemenangan legislatif, tapi terhadang oleh kekhawatiran para pemilih akan inflasi tinggi dan usia serta kondisi mentalnya.

Kekhawatiran, yang diperbesar dengan penampilan buruk di debat Pilpres di mana kemampuannya turun drasit, membuatnya ditekan oleh partainya sendiri untuk memberi jatah calon presiden ke generasi yang lebih muda. Biden menjadi Presiden AS pertama sejak 1968 yang tidak maju untuk masa jabatan kedua. 

Saat berpidato, Biden juga ditemani oleh Wakil Presiden Kamala Harris yang menggantikannya sebagai Capres Partai Demokrat dan kalah dari Trump.

Kamala Harris, suaminya Doug Emhoff, dan Jill Biden dalam pidato perpisahan Presiden AS Joe Biden. (Mandel Ngan/AFP/Bloomberg)

Meski Biden dan Harris menggambarkan Trump sebagai ancaman besar bagi demokrasi di AS, mereka tetap akan hadir dalam acara pelantikannya pada Senin (20/1/2025) mendatang.

Saat Biden berpidato, Trump mengunggah pernyataan di plaftorm Truth Social bahwa pemerintahan barunya dengan cepat sudah tersusun dan mengejek banyak musuh politiknya.

Kembalinya Trump ke Gedung Putih mengancam kebijakan-kebijakan Biden menjadi hal yang akan terlupakan — satu kombinasi antara kepresidenan dari Partai Republik dan juga kendali hampir penuh partai itu di Washington. Hal ini membuat Partai Demokrat kewalahan membangun kembali partai itu dan juga kebijakan-kebijakannya.

Biden mengaku menyesal mundur dari Pilpres 2024 dengan menyatakan secara terbuka bahwa dia sebenarnya bisa mengalahkan Trump.

Beberapa minggu belakangan, Biden tidak banyak tampil di depan umum dan memusatkan perhatian pada kebijakan prioritasnya dan mencoba mengalihkan perhatian pada pencapaian yang sedikit redup, seperti pertumbuhan lapangan kerja yang kuat, inflasi yang mulai bisa dikendalikan, investasi penting di sektor manufaktur dan infrastruktur, serta subsidi dan langkah mematok harga obat bagi manula serta memperluas akses ke asuransi kesehatan.

Meski para pemilih menyangkal pencapaiannya di sektor ekonomi ketika memberi suara di Pilpres, Biden menggambarkan kebijakan-kebijakannya membantu kelas pekerja AS.

"Kita melihat dampaknya di seluruh Amerika, itu yang kami kerjakan. Rakyat harus bisa mencari uang sebanyak mereka bisa dengan mentaati aturan yang sama. Bayar pajak secara adil," ujarnya. 

Biden juga meminta warga AS lebih waspada dan membela institusi-institusi demokrasi.

"Percaya pada gagasan Amerika berarti menghormati institusi yang mengelola masyarakat yang bebas — kepresidenan, Kongres, pengadilan, media yang bebas dan independen," tukas Biden.

(bbn)

No more pages