Bloomberg Technoz, Jakarta -Kementerian Investasi menyebut bahwa Apple telah berkomitmen untuk membangun rantai pasok global produk AirTag di Batam, Kepulauan Riau, lewat invesatsi hingga US$1 miliar atau setara Rp16 triliun.
Meski demikian, pabrik AirTag yang direncanakan mulai beroperasi pada awal 2026 ini, tidak akan dibangun langsung oleh Apple, melainkan melalui vendor Luxshare Precision Industry Co Ltd, sebuah perusahaan Information and Communication Technology asal China, yang merupakan mitra dari Apple.
Mengutip dari situs resminya, Luxshare didirikan pada 24 Mei 2004, dan berhasil terdaftar di ChiNext Board Bursa Efek Shenzhen pada 15 September 2010 (kode saham: 002475).
Perusahaan ini diketahui berfokus kepada menyediakan solusi komponen, modul, dan sistem untuk produk komunikasi perusahaan (koneksi berkecepatan tinggi, modul optik, modul pendingin, antena stasiun basis, filter stasiun basis); lalu produk elektronik konsumen (headphone nirkabel TWS, perangkat pintar, modul pengisian daya nirkabel, router 5G, headset VR, speaker pintar), serta sistem otomotif (kabel kelistrikan otomotif, konektor, kabin pintar, sistem mengemudi cerdas, dan gateway pusat).

Basis Produksi
Perusahaan ini diketahui memiliki lebih dari 110 basis produksi yang tersebar di Guangdong, Jiangsu, Zhejiang, Jiangxi, Anhui, Hubei, Shanxi, Hebei, Sichuan, Taiwan (China); Beijiang dan Ngee 'an (Vietnam); Kilpe (Jerman); Penang (Malaysia); Reynosa (Meksiko); Chennai (India); dan Lipa City (Filipina).
Pusat Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Di samping itu, mereka telah memiliki 16 pusat R&D yang berlokasi di Shenzhen, Dongguan, Suzhou, Shanghai, Nanjing, Xi'an, Xiamen, Hefei, Chuzhou, Dalian, Taipei (China), serta Milpitas (Amerika Serikat).
Adapun cabang layanan mereka tersebar di Shenzhen, Shanghai, Hong Kong, dan Taiwan (China); Milpitas dan California (Amerika Serikat); Singapura; Yokohama dan Osaka (Jepang); Seoul (Korea Selatan); serta Manchester dan Oxford (Inggris).
Luxshare yang diketahui juga telah menjadi salah satu mitra utama Apple dalam memproduksi berbagai perangkat.
Berikut adalah beberapa produk Apple yang diproduksi oleh Luxshare mengutip dari berbagai sumber:
AirPods:
Luxshare telah memproduksi headphone nirkabel AirPods untuk Apple sejak paruh pertama tahun 2017.

iPhone:
Pada akhir tahun 2022, Luxshare dipercaya oleh Apple untuk memproduksi lebih banyak iPhone, terutama setelah adanya gangguan produksi di pabrik Foxconn.
MacBook:
Luxshare juga memproduksi komponen untuk MacBook, termasuk konektor kabel.
Apple Vision Pro:
Luxshare berperan sebagai produsen awal dan satu-satunya untuk perangkat Apple Vision Pro.
AirTag:
Luxshare diketahui akan membangun pabrik di Batam, Indonesia, untuk memproduksi komponen AirTag, dengan investasi senilai US$1 miliar.
Selain itu, Luxshare juga terlibat dalam pengembangan perangkat realitas tertambah (augmented reality) Apple.
Produsen iPhone Apple bisa kena sanksi dari Indonesia
Diketahui, keberadaan Luxshare merupakan kepanjangan tangan dari rantai pasok Apple Inc di Indonesia. Produsen iPhone ini mendapat tekanan dari pemerintah Presiden Prabowo Subianto untuk merealisasikan investasi langsung, tidak hanya sebatas skema investasi.
Hasilnya kesepakatan investasi US$1 miliar diraih lewat komitmen Luxshare-ICT menurut Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani. Bahkan Luxshare diklaim Rosan siap menambah investasi menjadi US$10 miliar.
Lobi Apple, yang mendorong Luxshare investasi di Indonesia, jadi bagian dari rencana perusahaan agar sertifikat TKDN iPhone 16 bisa terbit dari Kementerian Perindustrian. Sayangnya, Kemenperin menolak. Petinggi Apple yang menemui Menperin Agus Gumiwang pun pulang dengan tangan kosong.
Agus Gumiwang tegas menyebut Apple belum mengimplementasikan komitmen dalam skema tiga atau investasi langsung. Ini masih ditambah dengan kekurangan komitmen investasi lama sekitar US$10 juta.
Ia menambahkan bahwa perusahaan AS tersebut perlu memenuhi peraturan lokal yang mengharuskan mereka memproduksi sebagian iPhone atau komponen iPhone di dalam negeri.
Informasi dari orang-orang yang meminta tidak disebutkan namanya karena membahas masalah sensitif, menunjukkan adanya dinamika kekuasaan internal yang terjadi dalam pemerintahan Prabowo.
(wep)