Nikel Bisa Boncos Gegara Tarif Trump dan RI Masuk BRICS
Mis Fransiska Dewi
16 January 2025 11:30
Bloomberg Technoz, Jakarta – Ekspor nikel dinilai rawan tertekan setelah Indonesia bergabung dengan aliansi Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS). Pada saat bersamaan, arus perdagangan komoditas global juga akan terdisurpsi rencana tarif impor Amerika Serikat (AS) di bawah presiden terpilih Donald Trump.
Dalam kaitan itu, Vice President, Head of Marketing, Strategy and Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi mengatakan relasi AS dan China kemungkinan besar bakal memanas lagi, padahal Negeri Panda merupakan tujuan utama ekspor nikel Indonesia.
Di sisi lain, Trump pernah mengeluarkan pernyataan bahwa negara-negara BRICS yang mulai meninggalkan dolar dan akan menghadapi sanksi pengenaan tarif 100% oleh AS. Dengan demikian, barang-barang ekspor dari Indonesia dikhawatirkan akan termasuk dalam kategori untuk pengenaan kenaikan tarif, termasuk dari komoditas energi dan pertambangan.
“Ekspor nikel Indonesia tahun lalu terbanyak adalah ke China atau sebesar 888.846 ton, Jepang, 56.581 ton, dan Belanda 13.953 ton. [Kinerja ekspor nikel ini] berpotensi terganggu jika adanya peninjauan dan penilaian untuk pengenaan tarif ke Indonesia,” kata Oktavianus saat dihubungi, Kamis (16/1/2025).
Dia berpandangan pernyataan Trump perihal pengenaan tarif, pembatasan perdagangan, atau sanksi lainnya akan mengganggu perdagangan global seperti Section 301 yang pernah digunakan oleh Trump ke China untuk mengenakan tarif besar-besaran pada barang impor dengan alasan keamanan nasional.