Logo Bloomberg Technoz

Sekadar catatan, masyarakat Indonesia terindikasi mengurangi pengeluaran untuk konsumsi ,terutama di kelompok pengeluaran menengah, di tengah kenaikan tingkat keyakinan konsumen ke level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.

Proporsi pendapatan yang digunakan untuk konsumsi atau average propensity to consume ratio, pada sebagian besar masyarakat Indonesia, cenderung menurun di kala alokasi penghasilan yang ditabung mencatat peningkatan.

Menyitir Survei Konsumen bulan Desember yang dirilis oleh BI, secara umum, masyarakat konsumen tercatat mengalokasikan 74,1% pendapatannya untuk pengeluaran konsumsi. Itu menjadi persentase terendah dalam tiga bulan. Pada saat yang sama, alokasi pendapatan untuk cicilan utang stabil di kisaran 10,5%. Sementara alokasi untuk tabungan sedikit naik jadi 15,5%, menjadi yang tertinggi sejak Agustus lalu.

Mengalir ke Sektor Prioritas

Myrdal berharap kredit yang disalurkan oleh bank bakal mengalir ke sektor-sektor yang sejalan dengan program pemerintah, seperti properti serta otomotif khususnya yang ramah lingkungan.

"Di sisi lain buat UMKM juga bagus karena pemerintah banyak kasih stimulus buat UMKM. Dengan suku bunga lebih rendah, kredit keuangan UMKM akan mengalir lebih deras dan ini kita harpkan pada akhirnya bisa mendongkrak perekonomian," ujarnya.

BI melaporkan kinerja pertumbuhan kredit perbankan sepanjang 2024 tercatat 10,39% secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka ini berada dalam rentang bawah kisaran target bank sentral yang berada di level 10%-12%.

Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi, masing-masing tercatat sebesar 8,35% (yoy), 13,62% (yoy), dan 10,61% (yoy).

Kinerja pembiayaan syariah tumbuh sebesar 9,87% (yoy), sementara kredit UMKM tumbuh 3,37% (yoy).

(dov/lav)

No more pages