Logo Bloomberg Technoz

Yen Jepang memimpin penguatan mata uang Asia dengan kenaikan nilai 0,73%. Baht juga menguat 0,68%, sementara won Korsel 0,32%, dolar Taiwan 0,31%, peso 0,22% hingga ringgit juga menguat 0,13%.

Rupiah satu-satunya mata uang Asia yang melemah pagi ini di pasar spot, dan semakin tenggelam ke level Rp16.370/US$ atau tergerus 0,31% dari posisi penutupan kemarin, pada pukul 09:09 WIB.

Sementara di pasar forward offshore, kontrak Non Deliverable Forward (NDF) rupiah sempat menyentuh Rp16.438/US$ pada pukul 09:17 WIB.

Secara teknikal nilai rupiah spot memiliki level support terdekat di Rp16.350/US$. Target pelemahan selanjutnya akan tertahan di Rp16.400/US$.

Apabila support itu jebol juga, maka rupiah berpeluang makin tenggelam ke level Rp16.410/US$ sebagai support terkuat. 

Adapun dalam tren jangka menengah (Mid-term), rupiah masih berpotensi melemah dengan level support menarik dicermati di Rp16.450/US$ sebagai support paling krusial.

Analis Barclays Audrey Ong memperkirakan, rupiah berpeluang melemah ke level Rp16.500/US$ pada kuartal ini dan makin tenggelam di level Rp16.800/US$ pada akhir kuartal IV nanti, seperti dilansir dari Bloomberg.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Kamis 16 Januari 2025 (Riset Bloomberg Technoz)

Hanya sementara

Pada pembukaan pasar Kamis ini, pasar saham dibuka hijau terungkit sentimen kenaikan harga saham-saham perbankan yang diburu lagi oleh asing menyusul keputusan BI rate. IHSG dibuka naik 1,21% ke level 7.165.

Sementara di pasar surat utang, mayoritas yield bergerak turun mengindikasikan ada permintaan beli yang menaikkan harga obligasi. Yield 10 tahun turun ke 7,24%, lalu yield 5 tahun juga turun ke 7,06%. Sedangkan tenor 2 tahun masih tertahan di kisaran 7,05% seperti ditunjukkan oleh data realtime Bloomberg.

Hijaunya pasar di tengah tekanan yang masih memberati rupiah dinilai hanya akan menjadi fenomena jangka pendek saja.

"Saham-saham perbankan dan aset-aset yang sensitif terhadap suku bunga langsung menguat pasca keputusan BI rate. Namun kami khawatir penurunan suku bunga dapat mendorong pedagang valas untuk mengambil posisi short dalam rupiah, atau investor institusi mengambil posisi sell-on-strength," kata Satria Sambijantoro, Head of Research Bahana Sekuritas.

Mengingat besarnya pengaruh aliran dana asing saat ini, keuntungan apa pun pada obligasi dan ekuitas rupiah tidak akan bertahan lama jika mata uang tersebut tidak didukung dengan baik, menurut analis.

Termoderasi global

Tekanan pada rupiah hari ini bisa termoderasi oleh perkembangan sentimen eksternal pasca data inflasi CPI Amerika tadi malam menghidupkan lagi harapan akan pelonggaran oleh Federal Reserve, bank sentral AS. Itu pula yang memberi energi penguatan pada mata uang emerging market hari ini. 

Inflasi inti CPI pada Desember di negeri itu tercatat lebih rendah, yaitu 0,2%. Angka itu di bawah ekspektasi pasar dan menjadi perlambatan pertama kali setelah empat bulan beruntun naik 0,3%. Itu juga menjadi kenaikan terkecil daam enam bulan terakhir.

Data itu cukup melegakan pasar meski investor masih akan membutuhkan konfirmasi lagi bahwa laju penurunan inflasi di negeri itu masih berjalan.

Yang pasti, setelah data inflasi CPI rilis tadi malam, indeks dolar AS dan yield Treasury langsung turun, mengindikasikan ekspektasi terhadap penurunan bunga acuan The Fed tahun ini mendapatkan asa kembali.

(rui)

TAG

No more pages

Artikel Terkait