Seperti Williams, ia memperingatkan bahwa para pembuat kebijakan perlu menyelesaikan tugasnya. "Saya masih berpikir kita perlu bersikap restriktif untuk mencapai target akhir, jika Anda ingin mengatakannya seperti itu, kembali ke 2%," katanya.
Austan Goolsbee, Gubernur The Fed Chicago, juga melihat data tersebut sebagai pendukung prospeknya mengenai pelonggaran tekanan harga.
"Tren inflasi terus membaik," ungkapnya. "Saya masih optimis untuk tahun 2025 bahwa kita bisa terus tumbuh dan mencapai soft landing."
Tidak ada pejabat The Fed yang memberikan sinyal kapan mereka akan mendukung penurunan suku bunga lagi.
Kekhawatiran Inflasi
Angka-angka yang dirilis Rabu pagi membantu meredam kekhawatiran yang berkembang di pasar keuangan tentang tekanan inflasi. Kekhawatiran tersebut berperan membawa imbal hasil obligasi Treasury bertenor 10 tahun dalam beberapa minggu terakhir ke level tertinggi dalam lebih dari setahun terakhir.
Investor sekarang bertaruh bahwa bank sentral mungkin akan menurunkan suku bunga acuan sebesar setengah poin persentase tahun ini setelah memangkasnya sebesar satu poin persentase pada bulan-bulan terakhir tahun 2024. Hal ini sejalan dengan proyeksi yang dikeluarkan oleh para pejabat The Fed pada Desember.
Survei konsumen terkini menyebut ekspektasi inflasi meningkat di tengah kemungkinan kekhawatiran tentang dampak usulan kebijakan pemerintahan Trump mendatang, yang mencakup tarif lebih tinggi pada barang impor. Meski begitu, Williams menganggap enteng langkah tersebut.
"Indikator berbasis survei dan pasar menunjukkan bahwa ekspektasi inflasi tetap terjaga dengan baik," kata Williams, menyoroti survei The Fed New York yang diterbitkan Senin, yang katanya, "menunjukkan ekspektasi inflasi tetap dalam kisaran pra-pandemi."
Indikator lain menunjukkan pasar tenaga kerja tetap kuat, mengurangi urgensi di antara para pejabat The Fed untuk terus memangkas suku bunga. Laporan bulanan BLS tentang ketenagakerjaan yang diterbitkan pada 10 Januari menunjukkan nonfarm payrolls meningkat 256.000 pada Desember — tertinggi dalam sembilan bulan — dan tingkat pengangguran turun tipis menjadi 4,1%.
Imbal Hasil Meningkat
Williams mengatakan kepada wartawan usai memberikan pidato bahwa kenaikan suku bunga jangka panjang baru-baru ini "merupakan cerminan dari kekuatan data yang masuk, tetapi juga ketidakpastian pasar mengenai isu-isu kebijakan fiskal, kebijakan lain, perkembangan global secara umum," mengingat indikator pasar mengenai kompensasi inflasi juga belum membuat pergerakan yang besar.
"Hal ini tampaknya lebih merupakan pendorong daripada, menurut saya, perubahan kebijakan moneter atau pergeseran pada jalur inflasi atau data ketenagakerjaan," ujarnya.
Williams juga menyebut harga yang diperkirakan, termasuk yang sebagian besar mengikuti pergerakan pasar saham, sebagai faktor di balik beberapa data inflasi lebih tinggi yang diamati selama beberapa bulan terakhir. Komentarnya mengamini pernyataan pejabat The Fed lainnya, termasuk Gubernur Jerome Powell dan Deputi Gubernur Christopher Waller.
Dalam pidatonya, Williams mengatakan ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melambat menjadi sekitar 2% tahun ini, "sebagian mencerminkan dampak imigrasi yang lebih rendah."
"Arah kebijakan moneter akan bergantung pada data," kata Williams. "Prospek ekonomi masih sangat tidak pasti, terutama mengenai potensi kebijakan fiskal, perdagangan, imigrasi, dan regulasi."
(bbn)