Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Investasi dan Hilirisasi-Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menyatakan bahwa komitmen investasi vendor produksi AirTag di Indonesia mencapai Rp163 triliun atau sekitar US$10 miliar.

US$1 miliar telah masuk dalam investasi yang tengah berjalan berupa pembangunan fasilitas produksi AirTag, perangkat aksesoris Apple dengan fungsi pelacak barang berbasis Bluetooth.

"Setelah itu, kita bicara lagi tahap berikutnya, sampai dengan investasi ini mencapai US$10 miliar. Ini kita belum mulai, dan [tetapi] sudah commit, dan ini adalah suatu perkembangan positif," jelas Rosan di Jakarta Selatan, Rabu (15/1/2025).  

Komitmen investasi hingga US$10 miliar oleh vendor Apple, Luxshare Precision Industry Co Ltd, seperti disampaikan Kementerian Perindustrian, dinilai sebagai langkah strategis untuk memperkuat ekosistem manufaktur elektronik di Indonesia.

Rosan, yang pernah menduduki jabatan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS), menjelaskan bahwa Indonesia saat ini masih jauh tertinggal dibanding negara-negara Asia Tenggara lainnya dalam jumlah vendor yang terlibat dalam rantai pasok produk Apple.

"Di negara-negara lain, contohnya di Vietnam, mereka itu udah ada 38 vendor. Malaysia, Thailand, itu udah di atas 25-26. Filipina juga di atas itu. Di kita, itu baru satu. Dan itu pun sangat kecil," terangnya. 

Oleh karena itu, Rosan menegaskan pentingnya memberikan kepastian regulasi kepada investor. Dan, jika terjadi persoalan administratif, seperti penolakan proposal, pemerintah akan berupaya mencari solusi agar investasi tidak terhambat. 

"Semuanya kita pengen terukur, terstruktur, penuh dengan credibility, dan kepastian. Itu yang kita berikan kepada mereka. Oleh sebab itu, yaudah mereka sudah mulai start konstruksinya di Batam," terangnya. 

"Saya berbicara tentang konteks investasi. Bahwa investasi ini sudah kita berhasil memungkinkan mereka untuk tetap masuk di Batam, tanahnya sudah dibeli."

Pembangunan pabrik AirTag oleh Luxshare-ICT di Batam terus dikebut dengan target operasi awal tahun 2026. Nantinya AirTag 'Made in Batam' Luxshare akan memasok 65% kebutuhan global.

"Sudah melakukan cut and fill untuk mulai construction, dan diharapkan 2026 awal tahun, bulan Februari, itu sudah siap untuk AirTag-nya, untuk vendor-nya ini," pungkas dia.

Pada kesempatan sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memandang tawaran investasi pabrik AirTag tidak menjawab pemenuhan kandungan lokal dari iPhone 16. 

Kemenperin kemudian mengajukan counter proposal yang mencakup berbagai aspek teknis dan ekonomi dalam negosiasi dengan Apple. Proses negosiasi tengah berlangsung. Kedatangan petinggi Apple pada 7 Januari silam menemui Agus dipastikan tanpa hasil.

Fasilitas AirTag di Batam yang berdasakan kabar terkini siap beropeasi awal tahun 2026, lanjut Agus, tidak masuk dalam perhitungan komponen utama karena bukan bagian dari Handphone, Komputer, Tablet (HKT).

"AirTag ini merupakan aksesoris, dia bukan komponen, bukan parts," ucap Agus yang mengacu pada 

Permenperin No 29 Tahun 2017, yang bersinggungan dengan Permenkominfo No. 27/2015 soal kewajiban TKDN pada perangkat komunikasi pintar berbasis standar teknologi 4G LTE.

"Dalam aturan itu jelas sekali disampaikan bahwa perhitungan nilai TKDN, di dalam rangka mengikuti Permenkominfo dan Permenperin itu hanya bisa dilakukan terhadap komponen langsung, atau bagian langsung dari HKT tersebut, iPhone dalam hal ini," ucap Agus.

(prc/wep)

No more pages