Beberapa media Israel juga melaporkan bahwa Hamas menyatakan Israel belum memberikan cukup informasi mengenai lokasi pasukan mereka akan dipindahkan, meskipun pemerintah Israel membantah klaim tersebut.
Surat kabar terlaris di Israel memuat berita utama pada Rabu (15/01/2025) dengan judul: “Antara Jam dan Hari.” Judul ini mencerminkan suasana hati warga Israel yang menunggu kesepakatan yang diharapkan dapat mengakhiri lebih dari 15 bulan perang dan membebaskan sekitar 98 sandera, yang diyakini separuhnya masih hidup.
“Negosiasi terus berlanjut,” ujar juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Rabu pagi.
Kesepakatan ini diharapkan memungkinkan pasukan Israel keluar dari area padat penduduk dan mengizinkan truk-truk bantuan memasuki Gaza, membantu ratusan ribu warga yang tinggal di tenda dan berjuang menghadapi musim dingin.
Haaretz, sebuah surat kabar Israel, melaporkan adanya perpecahan dalam internal Hamas terkait apakah akan menerima syarat terbaru.
Pembicaraan tersebut dimediasi oleh AS — dengan keterlibatan pejabat dari pemerintahan Biden yang akan berakhir dan pemerintahan Trump yang akan datang — serta Qatar dan Mesir, dan berlangsung di ibu kota Qatar, Doha.
Kedua pihak membahas jeda enam minggu untuk memungkinkan pertukaran tawanan serta peningkatan bantuan ke Gaza. Selama masa gencatan senjata, Israel dan Hamas akan memulai putaran negosiasi tidak langsung yang lebih serius untuk mengakhiri perang dan membangun kembali wilayah tersebut.
Perang ini dimulai pada Oktober 2023, ketika ribuan militan Hamas menyusup ke Israel, menewaskan 1.200 orang, dan menculik 250 lainnya. Israel merespons dengan serangan yang telah menewaskan lebih dari 46.000 orang, menghancurkan sebagian besar wilayah, dan memaksa hampir seluruh dari sekitar 2 juta penduduknya mengungsi.
Pertempuran ini juga memicu keterlibatan kelompok anti-Israel dari Lebanon, Suriah, dan Yaman, yang mengancam terjadinya konflik regional yang sejauh ini tampaknya berhasil dicegah. AS menyatakan gencatan senjata di Gaza akan meredakan ketegangan di Timur Tengah dan mencegah perang yang lebih luas.
Israel bertekad menghancurkan Hamas sebagai organisasi militer dan pemerintahan, sementara Hamas ingin mengusir pasukan Israel dari Gaza. Menyelaraskan kepentingan tersebut menjadi tantangan utama dalam negosiasi gencatan senjata ini.
(bbn)