Dalam kesempatan yang sama, Perry menilai arah kebijakan pemerintah AS dan bank sentral AS Federal Reserve berpengaruh pada ketidakpastian ekonomi global.
Kuatnya ekonomi AS serta dampak kebijakan tarif menahan proses disinflasi di AS. Pada akhirnya, hal ini berdampak pada menguatnya ekspektasi penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) yang lebih terbatas dari perkiraan sebelumnya.
"Kebijakan fiskal AS yang lebih ekspansif mendorong yield US treasury (imbal hasil obligasi AS) tetap tinggi, baik tenor jangka pendek maupun jangka panjang," ujar Perry
Bersamaan dengan ketegangan geopolitik yang terus berlanjut, Perry menjelaskan, perkembangan tersebut menyebabkan makin besar preferensi investor global memindahkan portofolionya ke AS.
Dalam hal ini, BI menilai indeks mata uang dolar AS naik tinggi dan makin menambah tekanan pelemahan mata uang dunia.
"Berbagai perkembangan global ini memerlukan penguatan respons kebijakan dalam memitigasi dampak rambatan global tersebut, untuk tetap dapat menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri," kata Perry.
(lav)