Elon Musk dipandang memiliki reputasi positif di antara banyak karyawan ByteDance di China, menurut seseorang yang mengetahui masalah ini, dilaporkan Bloomberg News hari Selasa.
Elon Musk dipandang sebagai pengusaha yang sangat sukses, yang memiliki pengalaman terlibat dengan pemerintah China melalui bisnis Tesla Inc miliknya. Kabar ini memunculkan pertanyaan baru terkait apakah miliarder ini memanfaatkan hubungannya dengan Trump untuk memajukan kepentingan bisnisnya.
Partai Demokrat dan pengawas pemerintah AS telah menyatakan keprihatinannya bahwa Musk mungkin akan berusaha membatalkan peraturan dan investigasi terhadap sistem mengemudi otonom Tesla, dan mencegah penyelidikan terhadap praktik ketenagakerjaan di perusahaan-perusahaannya.
Seluruh bisnis Elon Musk memiliki miliaran dolar dalam kontrak dengan pemerintah, dan para sekutunya telah menyarankan agar pemerintahan baru yang akan datang dapat memperluas subsidi atau kontrak pemerintah untuk SpaceX dan jaringan satelit Starlink. Musk juga telah menghadapi investigasi berulang kali oleh Komite Sekuritas dan Bursa (Securities and Exchange Committee/SEC).
Hanya sedikit yang memperkirakan bahwa pengawasan tersebut akan terus berlanjut mengingat hubungan dekat yang telah dibina Musk dengan Trump selama masa kampanye dan transisi. Hubungan Trump-Musk makin rekat, dia menjadi andalan di klub Mar-a-Lago milik presiden terpilih.
Elon Musk secara teratur menghadiri pertemuan dengan para pemimpin asing dan penunjukan Kabinet potensial sambil menyewa sebuah ruangan di sana. Elon Musk juga terlibat dalam pertarungan kebijakan dengan beberapa pendukung utama Trump, termasuk perselisihan mengenai visa pekerja berketerampilan tinggi dengan faksi-faksi yang lebih nasionalis di basisnya.
Kabar opsi penawaran kepada Elon Musk sejatinya adalah bukan prioritas, pasalnya pejabat China lebih memilih TikTok AS tetap berada di bawah kendali induk lama, ByteDance Ltd.
Pemerintah China berperan dalam afiliasi ByteDance melalui kepemilikan “golden share” sehingga memberinya pengaruh terhadap strategi dan operasi perusahaan.
Namun TikTok menyatakan bahwa kontrol tersebut hanya berlaku untuk anak perusahaan yang berbasis di China, Douyin Information Service Co, dan tidak ada hubungannya dengan operasi ByteDance di luar China.
TikTok lantas membatah kabar yang beredar tersebut seperti dilaporkan Todd Spangler dari Variety, dengan menyebutnya sebagai "fiksi, dan kami tidak berekspektasi dan mengomentari hal tersebut," disampaikan perwakilan TikTok.
Sebelum kabar Elon Musk, kandidat lain yang tertarik dalam diskusi penjualan TikTok AS adalah Microsoft Corp, Oracle Corp, dan konsorsium Project Liberty.
Nilai TikTok Amerika diperkirakan US$40–US$50 miliar, menurut analis Bloomberg Intelligence, Mandeep Singh dan Damian Reimertz, sebuah jumlah cukup besar mengingat Elon Musk saat mengakuisisi Twitter pun harus membayar dengan mahar US$44 miliar pada tahun 2022.
Menurut sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan, pejabat senior China mulai membahas rencana cadangan untuk TikTok sebagai bagian dari diskusi lebih luas tentang bagaimana menghadapi pemerintahan Donald Trump yang akan datang. Salah satu opsi melibatkan Elon Musk.
Masih dari sumber yang sama, pembahasan tersebut masih dalam tahap awal, dan belum ada keputusan final. Pihak Elon Musk sendiri tidak memberikan komentar atas kabar ini. Pun dengan Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun.
Cyberspace Administration of China dan Kementerian Perdagangan China, lembaga pemerintah yang dapat terlibat dalam pengambilan keputusan tentang masa depan TikTok, tidak menanggapi permintaan komentar.
Beijing sebelumnya terlibat dalam komentar bernada kecaman atas upaya larangan operasi TikTok di Amerika dan memerintahkan penjualan paksa. Pemerintah China tuding aksi Washington sebagai “penindasan ekonomi” dan “perampasan.”
Strategi China Dekati Elon Musk
Donald Trump akan diambil sumpahnya sebagai presiden kali kedua AS pada 20 Januari mendatang, telah berupaya menunda larangan TikTok yang akan berlaku pada 19 Januari, untuk membuka ruang bagi negosiasi.
Ia sempat berucap bahwa aplikasi TikTok harus diselamatkan dan ada spekulasi bahwa dia dapat mengambil tindakan pada menit terakhir untuk menghindari larangan.
Menurut sumber, nasib TikTok kini berpeluang tidak sepenuhnya berada di tangan ByteDance. Di sisi lain, pemerintah China menyadari akan menghadapi negosiasi sulit dengan pemerintahan Trump terkait tarif, kontrol ekspor, dan isu lain. Negosiasi TikTok dipandang sebagai peluang untuk mencapai rekonsiliasi.
(prc/wep)