Logo Bloomberg Technoz

Penguatan pada saham teknologi didukung oleh menguatnya harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) melejit 7,69%, dan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang terbang 5,55%. Serta saham PT IndoInternet Tbk (EDGE) menguat 3,31%.

Adapun saham-saham energi juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) melonjak 24,7% dan saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) juga terbang dengan kenaikan 5,74%. Serta saham PT Adaro Andalan IndonesiaTbk (AADI) melesat 1,72%.

Sementara indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan juga ikut menguat dan mendorong IHSG melesat di zona hijau, dengan kenaikan 10,4 poin atau menguat 1,3% ke posisi 811,64.

Saham-saham unggulan LQ45 yang juga bergerak pada teritori positif dan menopang IHSG antara lain, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melejit 2,89%, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menguat 2,31%. Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) terapresiasi 1,69%, dan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berhasil menguat 0,79%.

Saham RATU Kena UMA

Padahal, saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) tengah dipantau langsung oleh Bursa Efek Indonesia setelah disematkannya status Unusual Market Activity (UMA).

Pantauan tersebut ditengarai efek saham RATU yang terus mencetak ARA dan ‘mentok’ di harga atas setiap perdagangan saham dibuka selama lima hari berturut-turut.

Saham RATU Melesat Tinggi Hingga UMA (Bloomberg)

Kenaikan signifikan tersebut membuat saham RATU mencetak kenaikan hingga lebih dari 200% sejak listing di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) dari harga Rp1.150/saham.

Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono memaparkan dalam keterbukaan informasi, Bursa tengah mencermati perkembangan pola transaksi saham RATU yang terlihat di luar kebiasaan.

“Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham RATU tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” paparnya, Rabu (15/1/2025).

“Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal,” terangnya.

Yulianto berharap pelaku pasar terus memantau kondisi fundamental Perusahaan dan keterbukaan informasi yang ada. Investor perlu mengkaji kinerja Perusahaan sekaligus aksi korporasi jika ada apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS.

“Investor diharapkan untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.”

(fad/wep)

No more pages