Logo Bloomberg Technoz

Luhut Soal KEK Johor: Malaysia Meniru tapi Insentif Lebih Bagus

Redaksi
16 January 2025 17:50

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.(Victor J. Blue/Bloomberg)
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.(Victor J. Blue/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan mengingatkan Pemerintah Indonesia sudah mulai ketinggalan dengan perkembangan investasi negara tetangga. Hal ini terbukti dari peluncuran special economic zone atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) milik Malaysia di Johor, yang disebut-sebut menawarkan insentif bombastis.

Luhut mengatakan dirinya mendapat masukan dari penasihat ekonomi global Ray Dalio agar Indonesia tak kalah saing dengan negara-negara tetangga. Ray Dalio dikenal sebagai pengusaha pengelola investasi asal Amerika Serikat (AS) Bridgewater Associates dengan kekayaan mencapai Rp218 triliun.

"Kemarin saya bicara virtual dengan Ray Dalio, dia bilang sekarang perang itu sudah berubah, bukan hanya tembak-tembakan lagi, tapi juga perang chip. Jadi orang yang produksi chip, kalau mereka tidak kasih, kita mati," tutur Luhut dalam acara 'IDN Times: Menavigasi Ekonomi Global, Strategi untuk 2025', Rabu (15/1/2025).

"Kita mulai ketinggalan, dia ingatkan hati-hati Indonesia sudah mulai ketinggalan dengan Johor yang membuat special economic zone. Mereka mencontoh dari kita, tapi mereka memberi insentif lebih bagus lagi," lanjut Luhut.

Menurut Luhut, salah satu masalah utama daya saing Indonesia kalah dengan negara lain ialah karena masih banyak regulasi yang ditetapkan dan diterapkan secara tidak konsisten.