Logo Bloomberg Technoz

"Sumatera Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan dan Riau itu turunnya kepala 5%. Mau mengucapkan selamat kepada provinsi-provinsi itu. Saya juga mau laporkan ada 2 provinsi besar yang turunnya kepala 3 (persen). Kalau Bapak ingin turun ke 14 bukan hanya persentasenya (yang turun) tapi nominalnya mesti turun. Ada 2 provinsi besar yang turunnya 3 persen Jawa Barat dan Jawa Timur karena kita juga butuh secara nominalnya turunnya besar," lanjut mantan bankir itu.

Menkes membandingkan persentase dan nominal adalah dua hal yang tak bisa disamakan dalam penghitungan SSGI. Misalnya Nusa Tenggara Timur (NTT) secara persentase besar namun jumlah anaknya lebih sedikit. 

Ilustrasi Ibu Hamil (Photo by Helena Lopes via pexels)

"Kalau jumlah anaknya maka Jawa Barat-lah yang paling besar," lanjutnya.

Lebih jauh Budi menjelaskan mengenai pengukuran SGSI yang sebelumnya per 3-5 tahun kini menjadi tiap tahun sejak 2021. Sementara metode pengukuran masih sama dengan menggandeng Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia.

"Secara bertahap kita memakai metode pengukuran yang sebelum saya juga sudah dipakai. Kalau sekarang mau ngejar 14% (angka stunting) maka harus turun 3,8 dalam 2 tahun ke depan. Tahun ini 3,8 dan tahun depan 3,8," katanya.

Kemenkes sendiri disebutkan memiliki dua titik intervensi atas 2 hal dalam menyukseskan penurunan angka stunting ini. Yang pertama adalah pada saat ibunya hamil karena faktor stunting paling besar. Yang kedua pada usia bayi 6-24 bulan sesudah kewajiban ASI selesai. 

"Gimana cara ngukurnya? ibu hamil enggak boleh kurang gizi enggak boleh anemia. Dicek darahnya. Kalau di bawah 12 cepat kasi penambah darah. Dicek USG-nya kalau bayi tubuhnya kurang harus dikasih makanan khusus. Kita sekarang melengkapi 10 ribu puskesmas dengan USG. Mudah-mudahan targetnya 2024 selesai," katanya.

Sementara Presiden Jokowi dalam sambutannya mengingatkan bahwa mencapai angka stunting 14% tak sulit asalkan setiap pihak terkait bisa sama-sama bekerja.

"Angka itu saya yakin bukan sulit asal semuanya bekerja bersama-sama. Di ASEAN (Indonesia) masih berada di tengah-tengah nanti kalau sudah 14 persen baru kita berada di bawahnya Singapura sedikit," kata Jokowi.

Acara tersebut dibuka oleh Presiden Jokowi dan dihadiri sejumlah menteri antara lain Menteri Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Koordinator PMK Muhadjir Effendy, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. Sementara para kepala daerah bergabung secara online 'dalam jaringan'.

(ezr)

No more pages